Kamis 06 Feb 2020 03:03 WIB

Budayawan Bali Dianugerahi Bintang Jasa dari Kaisar Jepang

Penghargaan dari Jepang ini adalah kali kedua diterima oleh Prof Bandem

Red: Esthi Maharani
Bali dan budayanya
Foto: Antara
Bali dan budayanya

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Budayawan, sekaligus seniman akademisi Prof Dr I Made Bandem mengaku bahagia dan sekaligus merasa mendapat kehormatan atas penganugerahan Bintang Jasa "The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon" dari Kaisar Jepang Naruhito.

"Bintang Jasa dari Kaisar Jepang ini benar-benar memberikan kebahagiaan bagi saya atas berbagai hal yang telah saya lakukan dalam berkesenian, termasuk pengaruhnya bagi Jepang dan hubungan diplomatik Indonesia-Jepang," kata Prof Bandem, Rabu (5/2).

"Bintang Jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon" untuk Musim Gugur Tahun 2019 pada 3 November 2019 kepada Prof Dr I Made Bandem telah diserahkan oleh Konsul Jenderal Jepang di Bali, Hirohisa Chiba, di kantor Konsulat Jenderal Jepang, pada 31 Januari 2020.

Penghargaan dari Jepang ini adalah kali kedua diterima oleh Prof Bandem. Sebelumnya, Prof Bandem telah menerima penghargaan Menteri Luar Negeri Jepang yang telah diserahkan oleh Konjen Hirohisa Chiba pada 8 September 2017.

Mantan Rektor ISI Yogyakarta itu mengaku sudah tertarik dengan kesenian Jepang, sejak saat menginjakkan kaki pertama kali ke Jepang pada tahun 1965 untuk melakukan lawatan misi Kepresidenan Republik Indonesia.

"Penghargaan ini merupakan 'long life achievment' bagi saya dan saya akan bekerja keras untuk meningkatkan hubungan kebudayaan dan pendidikan antara Bali (Indonesia) dan Jepang di masa mendatang," ucap Bandem yang juga Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar yang menaungi Institut Teknologi dan Bisnis Stikom Bali itu.

Bandem juga berterima kasih kepada Konjen Jepang, Hirohisa Chiba dan Wakilnya Koichi Ohashi atas kecermatan mereka sebagai diplomat untuk mengamati perkembangan hubungan kebudayaan dan pendidikan Bali dengan Jepang, serta menominasi dirinya untuk memperoleh Bintang Jasa yang sangat prestisius ini.

"Sebagai seniman, saya telah lama mempelajari kesenian Jepang, khususnya musik Gagaku, sebuah ansambel yang lahir pada abad VII, terdiri dari daiko, kako, shakubyoshi, biwa, shakuhaci, reuteki, koto dan berbagai instrumen lainnya. Bersamaan dengan mendalami musik klasik Jepang tersebut, saya dan istri (Swasthi Widjaja Bandem) juga pernah mempelajari tarian topeng klasik Bugaku dan kami kami secara intensif mementaskan kedua musik dan tari itu ketika berada di Amerika," ucapnya pada acara Syukuran Anugerah Bintang Jasa Kaisar Jepang itu.

Sejak tahun 1982, ketika menjadi Ketua Asti Denpasar, Bandem pun aktif bekerja sama dengan dengan The Japan Foundation, The Toyota Foundation, The Yamashirogumi Foundation, The Min-On Concert Organization, dalam pengiriman Misi Kesenian Bali ke Negeri Matahari itu.

"Setelah lama bergaul dengan kesenian dan kebudayaan Jepang, banyak nilai-nilai positif yang bisa kita pelajari dan teladani. Mereka itu begitu menjaga tradisinya dengan baik, warganya dimana-mana selalu disiplin, dan tidak pernah lengah maupun tidak egois," ucap seniman kelahiran 22 Juni 1945 itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement