Kamis 06 Feb 2020 15:38 WIB

WHO: Belum Ada Obat dan Terapi untuk Pasien Virus Corona

Jumlah korban meninggal akibat virus corona terus bertambah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan belum ada obat atau terapi efektif untuk menangani pasien yang terinfeksi virus corona. Hal itu menjadi indikasi mengapa jumlah korban meninggal akibat virus tersebut terus bertambah.

Stasiun televisi China sempat melaporkan bahwa tim peneliti di Universitas Zhejiang telah menemukan obat efektif untuk virus corona. Stasiun televisi Inggris, Sky News, pernah menyebut para peneliti telah membuat terobosan signifikan dalam mengembangkan vaksin.

Baca Juga

Juru bicara WHO Tarik Jasarevic tak menganggap laporan-laporan itu sebagai sebuah informasi valid. “Tidak ada terapi efektif yang diketahui terhadap 2019-nCov (virus korona),” katanya, dikutip laman Aljazirah, Kamis (6/2).

WHO telah menyerukan sumbangan dana sebesar 675 juta dolar AS untuk rencana memerangi wabah virus corona. Dana itu terutama diperuntukkan bagi negara-negara yang dianggap berisiko. “Hari ini kami meluncurkan rencana kesiapsiagaan dan respons strategis. Kami meminta 675 juta dolar AS untuk mendanai rencana itu untuk tiga bulan ke depan,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers di Jenewa.