Kamis 06 Feb 2020 16:49 WIB

Soal Bawang Putih, Disperindag Jabar Tunggu Arahan Pusat

Diketahui, 95 persen impor bawang putih berasal dari China.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Friska Yolanda
Bawang putih. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menunggu arahan pusat terkait pasokan bawang putih.
Foto: JOJON/ANTARA FOTO
Bawang putih. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menunggu arahan pusat terkait pasokan bawang putih.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat masih menunggu arahan lebih lanjut dari Kementerian Perdagangan terkait ancaman berhentinya pasokan bawang putih dari China. Hal ini terjadi akibat kebijakan pembatasan impor pangan buntut dari merebaknya virus corona.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Moh Arifin Soendjayana, Kementerian Perdagangan saat ini sedang mencarikan solusi terkait kemungkinan minimnya pasokan bawang putih ke pasar tradisional. “Kami masih menunggu arahan dari pusat,” ujar saat dihubungi, Kamis (6/2).

Dari hasil koordinasi dengan Tim Stabilisasi Harga Tingkat Pusat diketahui pasokan bawang putih selama ini sebanyak 95 persen berasal dari China. Dengan adanya virus corona, pemerintah tidak berani mengambil risiko memasukan barang khususnya makanan dan minuman dari China ke Indonesia. 

“Dikhawatirkan terjangkit virus,” katanya.

Dari hasil rapat antara Tim Stabilisasi Harga tingkat Pusat dengan Asosiasi Pengusaha Bawang, stok yang ada saat ini hanya cukup sampai dengan awal Maret 2020. Kementerian Perdagangan sedang melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian mengatasi masalah ini.

"Kami di daerah diminta bersabar menunggu solusinya,” katanya. Arie Lukihardianti

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement