Jumat 07 Feb 2020 15:05 WIB

In Picture: Kakak Beradik Penyandang Tuna Netra Dirikan SLB (2)

.

Rep: Abdan Syakura/ Red: Yogi Ardhi

Seorang murid berdoa usai melaksanakan ibadah sholat dzuhur di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. (FOTO : Abdan Syakura)

Sejumlah murid bersama guru melaksanakan sholat dzuhur di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. (FOTO : Abdan Syakura)

Seorang guru bermain catur bersama murid di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. (FOTO : Abdan Syakura)

Tatang (kedua kiri) mengajar murid disabilitas netra di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. (FOTO : Abdan Syakura)

Sejumlah murid beraktivitas di halaman SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. (FOTO : Abdan Syakura)

Pendiri sekaligus guru SLB ABCD Tatang berpose di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. (FOTO : Abdan Syakura)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Seiring berjalannya waktu, banyak orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan untuk anak-
anak penyandang disabilitas. Tatang pun memutuskan untuk pindah dari rumah yang berada di depan SLB dan menjadikannya sebagai ruang kelas baru.

Saat ini, siswa SLB ABCD berjumlah 42 murid. Terdiri atas tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, dan tuna daksa. Mereka belajar di tujuh ruang kelas yang masing-masing berukuran 2x2 dan 2x3 meter persegi. Ukuran itu masih jauh dari standar minimum, yaitu 5 x 5 meter persegi.


Dari 13 guru yang mengajar di SLB tersebut, hanya lima orang yang berstatus ASN. Sisanya, termasuk Tatang, masih berstatus honorer.  Rata-rata, satu guru mengajar lima sampai tujuh murid mengingat keterbatasan ruang kelas dan guru.


Dalam menjalankan operasional sekolah, sebagian kecil dana berasal dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sisanya merupakan hasil ikhtiar dari yayasan yang ia dirikan dan uluran tangan donatur.


 

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement