Jumat 07 Feb 2020 18:53 WIB

Sembilan TKA Asal China di Manokwari dalam Pantauan Dinkes

Sembilan TKA yang bekerja di PT SDIC tiba secara bertahap di Manokwari.

Petugas rumah sakit memperlihatkan ruangan isolasi khusus untuk wabah virus Corona. (ilustrasi)
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Petugas rumah sakit memperlihatkan ruangan isolasi khusus untuk wabah virus Corona. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Sebanyak sembilan tenaga kerja asing (TKA) asal China di Manokwari, Provinsi Papua Barat dalam pemantauan Dinas Kesehatan setempat, guna antisipasi penyebaran virus corona. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan, mengutarakan, sembilan TKA yang bekerja di perusahaan semen, PT SDIC Papua Cement Indonesia itu, tiba secara bertahap di Manokwari.

"Enam orang tiba hari Rabu, 5 Februari dan sisanya tiga orang tiba hari Kamis. Kami bersama Dinas Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat, Kantor Imigrasi Manokwari, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Manokwari mendatangi PT SDIC untuk mengecek langsung sekaliguis melakukan pemeriksaan kesehatan sembilan orang itu," ucap dia, Jumat (7/2).

Baca Juga

Hasil pemeriksaan yang dilakukan, semua dalam kondisi sehat. Suhu tubuh berkisar 31,6 dan 31,7 derajat Celcius. Mereka juga tidak menderita batuk, pilek, maupun sakit tenggorokan.

"TKA belum dilakukan pemeriksaan, namun yang bersangkutan telah diperiksa saat tiba di Bandata Rendani Manokwari dan dinyatakan sehat," kata Otto.

Kendati telah menjalani pemeriksaan dan dinyatakan sehat, mereka akan terus dipantau hingga 14 hari sejak sembilan orang itu meninggalkan China.

"Pemantauan akan dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari. Kami minta pihak manajemen PT SDIC proaktif untuk melaporkan setiap kedatangan TKA," ujar dia.

Otto mengutarakan, dari koordinasi yang dilakukan dengan manajemen PT SDIC, perusahaan juga telah melakukan kebijakan pencegahan. Setiap TKA yang baru tiba dari China diwajibkan menjalani isolasi atau karantina.

Selama 14 hari atau masa inkubasi, setiap TKA yang baru datang dilarang meninggalkan kamar. Segala kebutuhan pribadi, termasuk makan dan minum, akan diantar di depan pintu. Hal itu dilakukan untuk mengurangi kontak langsung dengan staf karyawan lainnya.

"Masker, desinfektan dan alat pengukur suhu pun disediakan di setiap kamar karantina," kata Parorongan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement