REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN --- Kematian seorang dokter Cina yang mencoba memperingatkan tentang wabah virus Corona telah memicu kesedihan sekaligus kemarahan publik. dr Li Wenliang meninggal setelah terinfeksi virus Corona saat merawat pasien di Wuhan, Cina.
Pada Desember lalu, dokter Wenliang mengirim sebuah pesan ke sesama petugas medis untuk memberikan peringatan tentang virus yang menurutnya mirip SARS, yakni virus corona yang mematikan.
Akan tetapi, Wenliang diminta polisi setempat untuk berhenti membuat komentar palsu. Ia pun diperiksa karena menyebarkan desas-desus tentang virus corona.
"Saya rasa dia bukan penyebar rumor. Bukankah ini berubah menjadi kenyataan sekarang? Anakku luar biasa," kata ayah Wenliang, Li Shuying seperti dilansir BBC pada Jumat (7/2).
Berita kematian Wenliang pun menimbulkan ungkapan duka dari netizen di media sosial. Namun demikian hal itu berubah cepat menjadi sebuah kemarahan. Ini lantaran Pemerintah dianggap meremehkan keparahan virus dan pada awalnya berusaha untuk merahasiakan.
Kematian Dr Li Wenliang lebih lanjut memicu perbincangan tentang kurangnya kebebasan berbicara di Cina. Badan anti korupsi negara itu mengatakan akan membuka penyelidikan terhadap masalah yang melibatkan dr Li Wenliang.
Sebelumnya Pemerintah Cina mengakui kekurangannya dalam menanggapi virus corona. Dimana akibat wabah virus itu kini telah menewaskan 636 orang dan menginfeksi 31.198 di Cina daratan.