Jumat 07 Feb 2020 23:44 WIB

Hikmah di Balik Tuntunan Islam untuk Pintar Memilih Teman

Pintar memilih teman akan memberikan manfaat positif untuk agama.

Pintar memilih teman akan memberikan manfaat positif menurut agama Islam. Persahabatan. Ilustrasi
Foto: .
Pintar memilih teman akan memberikan manfaat positif menurut agama Islam. Persahabatan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Memilih teman untuk bergaul atau sebagai pendamping hidup menjadi satu kewajiban agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Begitu besarnya pengaruh teman terhadap kita sehingga Rasulullah mengajarkan doa agar kita jauh dari teman yang buruk.

Doa itu, ''Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari teman yang penipu, matanya memandangku, dan hatinya mengawasiku, jika dia melihat kebaikan padaku, disembunyikannya hal itu dan jika dia melihat keburukanku disiarkannya.'' (HR Ibnu Hajar).

Baca Juga

Kita tidak bisa memungkiri bahwa lingkungan atau teman berpengaruh besar dalam membentuk kebiasaan kita. Jika kita berada pada lingkungan yang baik dan kondusif, atau berteman dengan orang yang baik maka Insya Allah kita akan terbawa menjadi baik.

Begitu pula sebaliknya jika kita berada pada lingkungan yang buruk atau berteman dengan orang yang tidak baik maka akibat terdekat adalah kita akan terbawa melakukan perbuatan-perbuatan buruk. Inilah yang Rasululllah SAW wasiatkan kepada umatnya, ''Seseorang itu menurut adat (tabiat) temannya, maka hendaklah seseorang darimu memperhatikan siapakah yang menjadi temannya.'' (HR Abu Daud).  

Lalu, bagaimanakah teman yang baik itu? Rasulullah telah memberikan bimbingan dan tuntunan kepada kita dalam sabdanya, ''Orang yang terpilih di antara kalian adalah orang yang mengingatkan kalian kepada Allah jika melihatnya, perkataannya menambah giat kalian untuk beramal, dan amalnya membuat kalian makin mencintai akhirat.'' (HR al-Hakim dari Ibnu Umar).

Hadis tersebut memperlihatkan dengan jelas kriteria orang yang wajib menjadi teman kita. Mereka adalah orang yang memiliki akhlak terpuji, wajahnya memancarkan cahaya keimanan, sikap dan perilakunya membuat kita semakin mencintai Allah dan akhirat, dan tutur katanya menyejukkan sehingga kita selalu ingin mengikuti dan meneladaninya. 

Mereka inilah yang akan menjadi teman sejati kita. Mereka mengingatkan ketika kita lalai, menjadi penerang ketika kita kegelapan, menjadi penghibur ketika kita dalam kesedihan, dan menjadi penuntun ketika kita dalam kebuntuan.

Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan dan menjadi teman sejati bagi yang lain. Karena dengan pertemanan dan persaudaraan yang dibingkai dengan keimanan dan ketakwaanlah umat Islam akan bangkit kembali.

 

 

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement