REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan telah menyerahkan pengelolaan sementara Rusun Pasar Rumput ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta diharapkan mempercepat proses penghuniannya.
"Kami telah berkoordinasi dan melakukan serah terima pengelolaan Rusun Pasar Rumput dari Kementerian PUPR ke Pemprov DKI Jakarta. Saya harap Pemprov DKI Jakarta juga bisa segera mempercepat proses penghuniannya," ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad (9/2).
Saat ini proses pembangunan Rusun Pasar Rumput telah selesai dan sejumlah pedagang pun telah menempati kios-kios yang ada. Namun untuk penghunian unit Rusun nantinya akan dikelola Pemprov DKI Jakarta.
Seorang pekerja berjalan di lokasi pasar tradisional terintegrasi hunian di Rusun Pasar Rumput Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Khalawi menjelaskan, meskipun pengelolaannya telah menjadi kewenangan Pemrov DKI Jakarta, pihaknya juga tengah memproses serah terima asetnya. Dirinya berharap rusun tersebut bermanfaat untuk penyediaan hunian layak bagi masyarakat serta mendukung penataan dan normalisasi Sungai Ciliwung.
"Rusun Pasar Rumput juga ditujukan untuk masyarakat yang terkena dampak relokasi permukiman kumuh di sepanjang daerah aliran sungai Ciliwung yang berada di sepanjang sempadan dan sungai mulai dari Pintu Air Manggarai sampai jembatan MT Haryono Cawang," jelasnya.
Konsep pembangunan Rusun Pasar Rumput pada dasarnya adalah mixed used atau campuran antara kios pasar dan hunian. Selain itu, ujar dia, adanya integrasi sarana transportasi dan hunian yakni tersedianya Halte Transjakarta di depan Rusun Pasar Rumput dinilai bakal mempermudah masyarakat dan mengurangi mobilitas keseharian masyarakat dan mengurangi kemacetan di jalan raya karena penggunaan angkutan umum.
"Pembangunan Rusun Pasar Rumput ini kami laksanakan juga sebagai cara untuk mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk membangun hal yang sama di pasar tradisional lainnya," katanya.
Khalawi menambahkan, pihaknya sangat serius membangun Rusun Pasar Rumput ini sebagai upaya untuk menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat di DKI Jakarta. Selain lokasinya yang strategis, lanjutnya, ia juga mengutarakan harapannya agar bangunan ini juga dapat mendorong generasi milenial untuk tinggal di hunian vertikal.
"Jadi Rusun Pasar Rumput ini bisa sama dengan mixed used antara kondominium atau apartemen yang jadi satu dengan mall atau plaza. Bisa dikatakan Rusun Pasar Rumput ini adalah 'rusunawa rasa apartemen' buat masyarakat di Jakarta," tandasnya.
Berdasarkan data yang ada, serah terima pengelolaan Rusun Pasar Rumput tersebut dilaksanakan sejak 20 September 2019 lalu antara Kepala Satuan Kerja Pengembangan Perumahan Kementerian PUPR, Bisma Staniarto dengan Kepala Badan Pengelola Aset Daerah Pemprov DKI Jakarta, Pujiono. Rusun Pasar Rumput dibangun oleh Satker Pengembangan Perumahan Kementerian PUPR dengan kontraktor pelaksana PT Waskita Karya, Konsultan Perencana PT. Adhika Karsa Pratama, dan Manajemen Konstruksi PT Ciriajasa Cipta Mandiri.
Total anggaran pembangunan tiga tower dengan ketinggian 25 lantai tersebut adalah Rp 961,4 miliar. Beberapa fasilitas yang ada di Pasar Rumput ini antara lain adalah pasar di lantai satu dan dua dengan total luas 12.433 meter persegi. Jumlah kios basah dan kering adalah 1.314 unit. Sedangkan di lantai tiga tersedia fasilitas umum dan fasilitas sosial dengan luas 6.302 meter persegi. Adapun unit hunian tersedia mulai lantai empat hingga 25.
Luas bangunan untuk hunian secara keseluruhan adalah 119.325 meter persegi dengan jumlah hunian sebanyak 1.984 unit. Luas per unit adalah 36 meter persegi terdiri dari ruang tamu/keluarga, ruang makan, dua kamar tidur, toilet, kamar mandi dan ruang servis.