Senin 10 Feb 2020 20:36 WIB

Dinkes Kepri: WNI yang Diobservasi di Natuna Sehat

Dinkes Kepri membantah informasi sejumlah WNI yang diobservasi di Natuna sakit.

Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang diobservasi di Hanggar Lanud Raden Sajad, Ranai, Natuna.
Foto: Antara/Risyal Hidayat
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang diobservasi di Hanggar Lanud Raden Sajad, Ranai, Natuna.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau menyatakan seluruh WNI dari Wuhan, China, yang diobservasi di Hanggar Lanud Raden Sajad, Ranai, Natuna, dalam kondisi sehat. Dinkes menyatakan informasi terkait sejumlah WNI yang diobservasi di Natuna dalam kondisi sakit akibat air tidak bersih adalah tidak benar.

"Dari mana dan bagaimana ada yang tahu kondisi WNI yang menjalani observasi selama 14 hari itu? Itu sangat tertutup," kata Kepala Dinkes Kepri Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Senin (10/2).

Baca Juga

Tjetjep mengaku dirinya sendiri tidak dapat masuk ke kawasan observasi sehingga prosedur WHO yang wajib dilaksanakan. Di lokasi observasi, hanya petugas ring I yang memberikan pelayanan kepada warga yang diobservasi.

"Air di kawasan observasi sangat terjaga. Kebutuhan WNI yang diobservasi juga dipenuhi," ucapnya.

Ia mengatakan sarana hiburan dan olah raga, selain makanan yang sehat juga dipenuhi petugas. Bahkan, petugas menambah kapasitas internet baru-baru ini untuk kepentingan WNI yang dievakuasi dari Wuhan tersebut.

"Mereka juga dapat menghubungi keluarganya sepanjang waktu," tuturnya.

Tjetjep mengatakan situasi dan kondisi di lokasi observasi sangat baik. Suasana dibangun dengan baik sehingga warga menjalani observasi dengan bahagia.

"Jadi yang dijaga bukan hanya jasmani, melainkan juga batin mereka," katanya.

Jika dari 238 orang itu ada yang kelelahan atau luka saat berolah raga, menurut dia, tidak ada kaitannya dengan virus corona sehingga informasi itu tidak perlu dibesar-besarkan. "Saya harus bicara yang benar, sesuai realitas, meski ada sejumlah pihak yang menginginkan saya berhenti berbicara untuk kepentingan publik. Saya harus bicara untuk meluruskan cukup banyak informasi tidak benar yang terlanjur dibaca publik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement