Selasa 11 Feb 2020 18:14 WIB

Jumadil Akhir dan Teori Konspirasi Wafatnya Abu Bakar

Sejumlah sejarawan mengaitkan wafatnya Abu Bakar dengan teori konspirasi.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah riwayat menyebutkan konspirasi di balik wafatnya Abu Bakar. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Sejumlah riwayat menyebutkan konspirasi di balik wafatnya Abu Bakar. Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tanggal 26 Januari lalu dalam kalender Masehi menandai awal Jumadil Akhir dalam kalender Islam (hijriyah). Jumadil Akhir merupakan bulan ke-6 dari penanggalan Hijriyah. 

Kata 'Jumadil Akhir' sendiri bermakna 'membeku yang kedua'. Sebab, pada bulan ini musim dingin terakhir akan segera datang. 

Baca Juga

Biasanya, pada bulan ini air mulai membeku pada tahap kedua sekaligus pembekuan yang terakhir. Dalam sejarahnya, Jumadil Akhir dahulu dinamakan bulan Zabba'.

Ada sejumlah peristiwa bermakna dalam Islam yang terjadi di bulan Jumadil Akhir. Salah satunya, peristiwa yang menjadi duka mendalam bagi umat Islam. Sepeninggal Rasulullah SAW, umat Islam kembali merasakan kesedihan dan kehilangan karena sahabat yang merupakan penerus perjuangan Rasulullah SAW, yakni Abu Bakar as-Shiddiq RA, dipanggil ke sisi Allah SWT.

Abu Bakar yang memiliki nama asli Abdullah bin Abu Quhafah ini merupakan salah satu orang yang pertama memeluk Islam. Gelar Ash-Shiddiq (yang berkata benar) disematkan Rasulullah SAW kepadanya, karena dia yang pertama membenarkan peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. 

Khulafaur Rasyidin yang pertama ini wafat di Madinah, pada 8 Jumadil Akhir tahun ke-13 Hijriyah. Abu Bakar wafat setelah memimpin kaum Muslim selama dua tahun.

Dalam buku berjudul "Kisah Hidup Abu Bakar Al-Shiddiq" Mustafa Murrad disebutkan, Abu Bakar meninggal setelah sebelumnya jatuh sakit. Menurut sebuah riwayat, beliau sakit setelah memakan makanan yang mengandung racun. 

Ibn Syihab menceritakan bahwa Abu Bakar dan al-Harits ibn Kildah memakan khazirah (sejenis makanan yang dimasak yang mengandung potongan daging) yang dihadiahkan kepada Abu Bakar. Saat menyadari makanan itu mengandung racun, al-Harits memperingatkan Abu Bakar.

"Angkat tanganmu (dari makanan itu), wahai khalifah Rasulullah. Demi Allah, makanan ini mengandung racun yang ganas. Aku dan engkau akan meninggal pada saat yang sama," kata Al-Harits kepada Abu Bakar.

Abu Bakar pun mengangkat tangannya dari makanan itu. Mereka lalu jatuh sakit hingga keduanya wafat pada hari yang sama di pengujung tahun itu.

Namun, adapula yang mengatakan bahwa penyebab kematian Abu Bakar adalah demam yang dialaminya setelah mandi di hari yang sangat dingin. Sebagaimana dituturkan Aisyah RA, anaknya, bahwa Abu Bakar mulai jatuh sakit setelah dia mandi di hari yang sangat dingin pada Senin, 7 Jumadil Akhir. 

Dia kemudian mengalami demam selama 15 hari dan tidak keluar kamar kecuali untuk shalat. Abu Bakar kemudian wafat pada Selasa malam, 8 Jumadil Akhir 13 H. Beliau wafat di usia 63 tahun.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement