REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia mengirimkan surat permintaan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk dapat menghadiri Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-7 2020 pada 26-29 Februari mendatang. Hal ini dibenarkan Wakil Ketua Umum MUI, KH Muhyiddin Junaidi.
"Iya, memang ada (permintaan dari Kedubes AS di Indonesia). Mereka meminta (untuk hadir) karena mungkin ingin mengetahui, ingin memahami, dan mengerti lebih jauh saja tentang umat Islam di Indonesia," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (11/2).
Menurut Muhyiddin, sebetulnya pihak Kedubes AS pada akhirnya juga akan mengetahui hasil KUII 2020 tanpa ikut hadir. Dia menjelaskan, KUII 2020 membatasi tamu-tamu asing. Tamu asing yang diundang hanya duta besar negara-negara sahabat, terutama negara dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan negara ASEAN.
"Karena cakupannya adalah umat Islam Indonesia. Negara-negara sahabat seperti di ASEAN dan OKI kita undang, tapi belum lebih luas dari itu," tutur dia.
Karena itu, Muhyiddin mengatakan, MUI tidak mengundang Kedubes AS. Namun, lanjut dia, tak menutup kemungkinan MUI di masa mendatang akan mempertimbangkan untuk mengundang tamu asing dari lebih banyak negara.
"Ya menimbang kondisi yang kurang kondusif, maka kita putuskan sementara waktu kita batasi untuk negara-negara OKI. Mengundang yang lebih luas itu dipikirkan di masa yang akan datang," ucap dia.