Rabu 12 Feb 2020 10:00 WIB

Tanya Jawab Seputar Museum Rasulullah (3)

Tanya jawab ini seputar seluk beluk soal Museum Rasulullah

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Muhammad Hafil
Tanya Jawab Seputar Museum Rasulullah (3). Foto: Wakil Ketua Umum DMI, Syafruddin
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Tanya Jawab Seputar Museum Rasulullah (3). Foto: Wakil Ketua Umum DMI, Syafruddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Sejarah Nabi dan Peradaban Islam atau Museum Rasulullah akan segera dibangun di Indonesia. Pembangunan museum itu diprakarsai oleh tiga organisiasi utama, yakni Liga Muslim Dunia, Yayasan Waqaf Assalam Makkah, dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Awal Februari 2020, para panitia mengadakan pertemuan terkait pembangunan museum itu. Wakil Ketua DMI sekaligus Ketua Pembangunan Museum, Syafruddin yang hadir dalam pertemuan dengan Yayasan Waqaf Assalam dan Liga Muslim Dunia pun membeberkan isi dari pertemuan itu saat berbincang dengan Republika di Kantor Pimpinan Pusat DMI, Jakarta pada Selasa (11/2).

Baca Juga

Berikut wawancara dengan Syafruddin yang juga merupakan mantan Wakapolri dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi itu.

Seperti apa presentasi benda atau konten yang akan dipamerkan?

Ada berbentuk hologram, ada yang berbentuk maket, semua dalam bentuk digital. Artificial Intelligence. Jadi tidak banyak model artefak, semuanya dimasukkan dalam hologram jadi bisa disaksikan. Bayangkan, peninggalan Rasulullah di seluruh dunia itu dikumpulkan, itu yang akan dipaklmerkan. Jadi ada semua yang bersinggungan dengan Rasulullah akan dipamerkan.

Akan ada kontrol teknis dari Waqaf Assalam kapada pengelola museum?

Otoritas diserahkan sepenuhnya pada kita, tapi kita tetep ada tim audit bersama, tim audit Internasional tentu dan pembangunannya juga gotong royong bertiga. DMI, Liga Muslim dan Yayasan Waqaf Assalam juga punya kewajiban. Kita punya tanggung jawab sama sama. DMI ini cuma anunya (jembatan). Di Indonesia, kepanitiaannya bukan hanya DMI, tapi juga melibatkan ormas Islam NU, Muhammadiyah, MUI semua umat Islam, dan media ada juga. Kebetulan, saya sendiri yang dipilih untuk menjadi ketua museum nantinya.

Bagaimana dukungan pemerintah?

Ya support besar dari pemerintah. Ini ditandatangani ketika Pak Jusuf Kalla selaku Wapres dan Ketua Dewan Masjid. Bapak Presiden juga mensupport. Saya juga kan pejabat negara. Apalagi saya menteri dan pergi ke mana mana juga harus izin presiden.

Siapa saja target pengunjung museum ini?

Saya hanya tekankan pada Kaum Millenial supaya datang berkunjunglah ke museum ini untuk memahami bagaimana kehidupan Rasulullah ini, karena di sini akan diceritakan sepenuhnya dan seutuhnya bukan dari cerita yang lain. Nanti ini betul betul saripati yang diambil dari Alquran dan Alhadist.

Siapa saja (targetnya), tapi bangsa Indonesia ke depan 67 persen itu akan diawaki oleh kaum muda, tahun 2023 ke atas tentu saya mengimbau mengajak, mari kita datang, insyaAllah ke depan, mari kita sama sama memahami demi keutuhan bangsa.

Seperti apa strategi untuk menarik pengunjung?

Saya yakin, saat ini sedang ngetren tentang kehidupan islam, jangankan kaum Millenial muslim, orang non muslim banyak. Saya tanya orang imigrasi ke sana, 85 persen anak muda. Ini sedang semangat hidup dalam ritual keagamaan. Para pemuda sedang semangat dan fokus perhatiannya pada pengetahuan agama masing masing, apalagi Islam. Anak muda yang mengurus visa ke Kedubes Arab Saudi itu anak muda semua. Saya dulu itu umroh orang tua, sekarang jarang ketemu orang tua. Cuma berapa persen. Inilah sebuah kebangkitan untuk Umat Islam harusnya. Sangat optimis saya.

Saya hanya mengimbau kepada seluruh anak bangsa, mari kita mendukung dan saling menghormati. Tentu kita bersyukur museum Rasulullah ini bisa dibangun di Indonesia, tidak perlu keluar cost kita kalau nanti misal dibangun di Kuala lumpur, nanti kita gak perlu ke Kuala Lumpur.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement