REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Rui Pinto kini dikenal sebagai dalang atas terbongkarnya skandal penyelewenangan keuangan Manchester City. Kasus ini menyebabkan City kehilangan kesempatan tampil di kompetisi Eropa selama dua musim ke depan.
Atas temuan Pinto, City disanksi dengan pelanggaran aturan lisensi dan Financial Fair Play (FFP). Pria berusia 31 tahun itu tergabung dalam kelompok Football Leaks yang berusaha membongkar praktek kecurangan keuangan di dunia sepakbola.
Salah satu caranya dengan peretasan ke klub-klub besar dunia. Tak tanggung-tanggung, Pinto meretas 70 juta dokumen the Citizens sejak 2015.
Pinto sudah dipenjara sejak Maret tahun lalu atas tuduhan peretasan, sabotase dan fraud. Pria asal Portugal itu tengah menantikan persidangan di 90 negara.
Pinto menolak naik banding pada Kamis lalu. Ia tinggal menantikan keputusan persidangan Lisbon.
Aksi Pinto menuai simpatik dari dunia. Sebagian kalangan mendukung pembebasannya. Pinto dianggap pahlawan yang mendukung transparansi sepakbola.
Sikap ini sejalan dengan dukungan pembatasan finansial oleh klub-klub bermodal dasyat. Sebab, kehadiran klub super kaya menimbulkan ketidakadilan bagi klub lainnya. Klub yang tak punya modal besar pun ada yang terpaksa berhutang demi mendatangkan pemain.
Tercatat sejak Jumat kemarin, jagad media sosial diramaikan dengan hastag pembebasan Pinto atau #freePinto. Bahkan fan Borussia Dortmund memasang banner dukungan pada Pinto.