Selasa 18 Feb 2020 01:00 WIB

Kemendag Minta Pengusaha Manfaatkan IA-CEPA

Dengan adanya IA-CEPA diharapkan perdagangan Indonesia-Australia bisa berimbang

Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan pengusaha saat menghadiri Indonesia-Australia Business Roundtable di Canberra, Australia, Senin (10/2/2020).
Foto: Antara/Desca Lidya Natalia
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan pengusaha saat menghadiri Indonesia-Australia Business Roundtable di Canberra, Australia, Senin (10/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengajak para pengusaha Indonesia dan Australia memanfaatkan implementasi Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA). Menurut Wamendag, IA-CEPA akan berhasil apabila dimanfaatkan para pengusaha, baik di sektor perdagangan maupun di investasi.

“Pengusaha adalah pelaku utama dalam perjanjian dagang, investasi dan kegiatan lain yang diatur dalam IA-CEPA. Pemerintah kedua negara juga sudah menunjukkan komitmen dan keseriusannya dalam memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan melalui IA-CEPA. Selanjutnya, para pelaku bisnis yang akan mengimplementasikannya di lapangan,” jelas Wamendag lewat keterangannya di Jakarta, Senin (17/2).

Baca Juga

Hal tersebut disampaikan Wamendag dalam sesi wawancara bersama Australia Brodcasting Company di Jakartayang diselenggarakan dalam agenda International Media Visit (IMV) 2020. Selain menekankan peran pengusaha, Wamendag juga berharap dengan adanya IA-CEPA, perdagangan Indonesia-Australia bisa berjalan lebih imbang. Selama ini, Indonesia masih defisit cukup besar dengan Australia.

Pada 2018, defisit Indonesia sekitar tiga miliar dolar AS dari total perdagangan kedua negara yang senilai 8,6 miliar dolar AS. Menurut Wamendag, dengan semakin diterimanya beberapa komoditas Indonesia yang selama ini mendapat hambatan di pasar Australia, seperti produk pertanian, kertas dan kelapa sawit, maka defisit itu dapat dipangkas.