Rabu 19 Feb 2020 02:30 WIB

Hama Menyerang Tanaman Cabai Petani di Lampung

Produksi cabai petani di Lampung merosot pada musim panen Februari 2020.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Cabai
Foto: dok republika
Cabai

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG -- Hama busuk buah menyerang tanaman cabai petani di wilayah Lampung, dalam beberapa pekan terakhir. Dampaknya, produksi cabai petani di Lampung merosot pada musim panen Februari 2020.

“Biasanya 10 ton lebih per hektare sekali panen cabai. Tapi, sekarang hanya delapan ton saja,” kata Selamet Riyadi, petani cabai di Desa Trimulyo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Selasa (18/2).

Baca Juga

Selamet, yang juga ketua Gapoktan Gemah Ripah mengeluhkan serangan hama dan kekurangan air kepada Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, saat kunjungannya ke Tegineneng. Menurut dia, luasan tanaman cabai di Tegineneng mencapai 450 hektare (ha), sedangkan di Desa Trimulyo 268 ha.

Dia menuturkan, terjadi penurunan produksi karena faktor serangan hama dan juga terjadi kekeringan karena kesulitan air. Selain itu, faktor kondisi hujan juga menurunkan produksi cabai merah. “Kami menggunakan varietas lokal,” ujarnya.

Menurut dia, musim hujan saat ini, meningkatkan serangan hama kepada tanaman cabai merah petani. Hama pemakan batang dan pembusuk cabai menyebabkan penurunan produksi cabai. Dia berharap gubernur Lampung dapat membantu petani cabai agar bisa kembali panen normal.

Sedangkan Ketua Gapoktan Sidomuncul Kasimun menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi petani cabai di Kecamatan Bekri. Serupa dengan keluhan Selamet, tanaman cabai petani di Bekri juga diserang hama, kekurangan air, dan minimnya peralatan pertanian.

Sedangkan Kamso, petani di Desa Sukananti, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan juga mengeluhkan serangan hama pembusuk buah. Menurut dia, hama tersebut sulit untuk diberantas, karena masuk dalam buah cabai dan membusuk bila hujan turun.

“Hama ini masuk cabai, dan kalau hujan air masuk di sela-sela cabai merah tersebut dan lama kelamaan membusuk,” ujar Kamso.

Menurut dia, petani kesulitan menghilangkan serangan hama tersebut, karena berada di dalam cabainya. Petani hanya dapat memisahkan buah cabai yang akan busuk dengan cabai yang masih segar atau sehat.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, jajaran pemprov akan melakukan pengkajian terkait upaya pengendalian hama ini.  "Kita akan melakukan pengkajian lebih dalam terkait upaya pengendalian hama ini. Kita juga akan melaporkan dengan Kementerian Pertanian terkait hal ini," ujarnya.

Sedangkan masalah kekurangan air, Gubernur memberikan dua alternatif solusi. Pertama, dengan menggunakan pompa air tenaga surya dari PT Bukit Asam. "Kita bisa salurkan bantuan pompa air tenaga surya dari Bukit Asam. Tetapi jalur pipa dan embungnya dari masyarakat petani," jelas Gubernur.

Alternatif kedua, ujar Gubernur, dengan meminjamkan alat untuk membuat sumur bor. Sehingga nanti tiap sumur yang dibuat minimal mampu memenuhi kebutuhan air untuk areal pertanian sekitar 3-4 ha.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement