Kamis 20 Feb 2020 11:23 WIB

Nugie Kritik Jalur Sepeda di Jalan Protokol Jakarta

Menurut Nugie, pesepeda tak menempuh jalur protokol bersaing dengan kendaraan lain.

Nugie
Foto: Shelbi Asrianti/Republika
Nugie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Nugie mengkritisi pembuatan jalur sepeda di jalan protokol Jakarta. Menurut dia, pembuatan jalur sepeda itu seolah tidak berkonsultasi dengan para pesepeda.

Nugie yang sudah menggunakan sepeda untuk beraktivitas selama sepuluh tahun terakhir merasakan betul sulitnya ketika harus berbagi jalan dengan kendaraan bermotor di jalan raya. "Pesepeda enggak akan menempuh jalur Sudirman-Thamrin menyamakan diri dengan motor dan mobil. Pada saat kita ada di jalan raya di jalanan yang dipakai mobil, motor dan bus otomatis kita kalah," Nugie saat berbincang di Jakarta, Rabu (19/2).

Baca Juga

"Orang yang kerja di Sudirman dan tinggal di Blok M enggak akan lewat situ karena males ketemu knalpot mobil dan motor. Mending motong jalan aja," tambahnya.

Sebagai pesepeda, adik dari Katon Bagaskara itu menginginkan adanya jalur sepeda di jalan alternatif yang bisa dijangkau oleh siapa saja. Termasuk, mereka yang tinggal di sekitar Jakarta.

photo
Sejumlah pengendara sepeda motor melanggar jalur sepeda di Jalan MH Thamrin, Jakarta. (Antara/Aditya Pradana Putra)

"Yang sebenarnya saya pengin alami itu jalur sepeda yang dibikin tahun 2011 dan sudah ada maketnya yang dibikin Dinas Tata Kota itu keren, yaitu bantaran sungai dan bantaran rel kereta. Itu baru jalur sepeda yang bener," jelasnya.

Pembuatan jalur sepeda di rute alternatif, menurut dia, seharusnya lebih diperbanyak lagi dan bisa menjangkau mereka yang tinggal di sekitar Jakarta. "Menempuh jaraknya lebih deket karena sungai itu membelah dan rel kereta juga," kata dia.

"Kalau itu dijalankan benar itu akan jadi jalur sepeda yang keren. Kenyataanya jalur sepeda ditaruh di jalan raya lagi. Hasilnya enggak bisa dipakai akan kalah juga dengan kendaraan bermotor," pungkas Nugie.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement