REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kebutuhan rumah sakit syariah di Indonesia semakin bertumbuh seiring dengan tumbuhnya kesadaran umat akan pentingnya aspek syariah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Untuk menyambut hal tersebut, RS Islam Bogor (RSIB) menyiapkan sejumlah langkah menuju rumah sakit bersyariah.
Terlebih, rumah sakit yang berlokasi di Jl Perdana Raya nomor 22, Budi Agung, Kota Bogor ini merupakan lembaga kesehatan yang mengusung nilai-nilai Islam dalam praktik medis yang diterapkan sejak 1982. Pendirian RSIB pun diinisiasi oleh para kiai dan juga cendikiawan Muslim yang ingin menyediakan tempat pengobatan bagi kalangan umat, khususnya kaum dhuafa.
“Kami sadar betul bahwa rumah sakit syariah itu adalah kebutuhan umat, untuk itulah kita bersiap menuju ke arah itu,” kata Direktur RSIB Djunaidi Ilyas, pada acara Sosialisasi Layanan Vaksin Meningitis dan Influensa serta penandatanganan kerja sama dengan 58 mitra kerja, di Kota Bogor, Kamis (20/2).
Dia menyebutkan, sejumlah langkah guna menuju rumah sakit bersyariah telah dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggandeng 58 mitra kerja sama di sejumlah bidang pergerakan dan usaha.
Sejak 2019 memulai proses pendirian rumah sakit bersyariah, dia menargetkan RSIB dapat menjadi rumah sakit syariah pada 2025 nanti. Adapun proses-proses menuju hal itu antara lain peningkatan fasilitas fisik rumah sakit yang disesuaikan dengan rumah sakit syariah.
“Selain bangunan fisik, kami juga latih para karyawan kami untuk memahami konsep syariah itu dengan komprehensif. Sedetail mungkin,” ungkapnya.
Konsep rumah sakit syariah sebagaimana diketahui, meliputi sejumlah aspek. Seperti penyediaan obat, sumber dan asal-usul obat, makanan yang disediakan, hingga bagaimana pelayanan dokter yang diperbolehkan memberikan pelayanan kepada pasiennya.
Tak hanya itu, Djunaidi juga menyampaikan bahwa konsep syariah yang ditawarkannya juga akan menekankan aspek akhlak dan adab dalam memberikan pelayanan. “Kalau ada pasien yang butuh bimbingan tata cara ibadah, karyawan kami baik itu pelayan atau dokternya, telah kami bekali kemampuan untuk membimbingnya dengan cara-cara baik. Jadi adab-adab ketika sakit jika dibutuhkan pasien, kami siap sampaikan,” ujarnya.