Sabtu 22 Feb 2020 01:35 WIB

Sisi Spiritual Malcolm X yang Terlupakan

Malcolm X mampu 'menaklukkan' dirinya sendiri dengan berdoa.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Malcolm X
Foto:

Kebangkitan spiritual kedua 

Pada masa pembebasannya dari penjara, pertumbuhan sisi spiritual Malcolm terbilang cukup cepat. Ia juga dikreditkan dengan membantu pertumbuhan bombastis Nation of Islam (NOI) dari hanya 1.200 anggota pada awal 1950-an menjadi 75 ribu anggota aktif pada awal 1960-an. 

Terlepas dari aktivitasnya, politikus Malcolm sebagian besar diberangus karena apolitisisme ketat NOI. Misalnya anggota akan dikenakan sanksi karena terlibat dalam tindakan politik, seperti menghadiri rapat umum dan memilih.

Meskipun ia mungkin telah mengembangkan namanya sebagai pembicara yang tajam dan provokatif, setelah perceraiannya dengan NOI dan kebangkitan spiritualnya yang kedua, politiknya mulai benar-benar menyala.

Malcolm menghadapi sejumlah kerugian besar pada tahun 1963. Dalam memperdaya Elia Muhammad, ia kehilangan mentor agamanya karena diberi sanksi oleh NOI. Maka dia kehilangan komunitas yang telah dia bantu bangun--dan mungkin yang paling penting dalam hidupnya kala itu. 

Seolah kehilangan pijakan lantaran kondisi itu, Malcolm pun segera pergi berhaji. Dalam kata-kata penulis biografinya, Manning Marable disebutkan, kesempatan untuk pemurnian spiritual pada saat perubahan dan ketidakpastian yang besar ini tampaknya sangat penting bagi Malcolm. Ya, berhaji menjadi hal yang sangat berkesan dan memberikan inspirasi dan mengisi jiwa spiritualismenya kembali. 

Seorang Muslim yang membantu membimbing Malcolm menuju Islam Sunni, Mahmoud Sherbawi mengatakan, Malcolm adalah pria yang sangat spiritual. Dia menjabarkan bahwa terkadang Malcolm menangis saat membaca Alquran.  

"Kadang-kadang bahkan dia menangis ketika membaca ayat-ayat Alquran," ungkapnya. 

Dampak spiritual dan politik yang mendalam yang dimiliki setelah melangsungkan haji terhadap Malcolm jelas terlihat dalam tulisannya. Terutama, haji memungkinkan untuk perubahan signifikan dalam Malcolm sehubungan dengan ide-ide rasialisnya yang telah membangun untuk beberapa waktu. 

"Intisari agama Islam dalam mengajarkan Keesaan Tuhan, kesetaraan manusia, semuanya sama kecuali ketakwaannya," ujarnya. 

Usai Malcolm kembali dari haji, dia memberi energi dan kalibrasi ulang dalam sejarah dunia dan Islam. Menurutnya, Malcolm telah merefleksikan pengalaman hajinya dan menyimpulkan bahwa keberhasilan kalangan kulit hitam di Amerika akan melibatkan dua lingkaran, yakni Nasionalisme Hitam dan Islam.  

Peran pertumbuhan spiritual sebagai katalis untuk dinamika politik dalam kehidupan Malcolm tidak dapat disangkal. Politik dan spiritual Perkawinan dua bidang ini, politik dan spiritual, paling baik diwujudkan dalam dua organisasi yang didirikan oleh Malcolm saat ia berusaha untuk melaksanakan pemanggilannya pada hari-hari setelah NOI yakni Organisasi sekuler Afro-American Unity (OAAU) dan Islamic Muslim Mosque Inc. (MMI). 

Salah satunya adalah menjadi kendaraan yang membawa sejumlah aktivis di sepanjang perjalanan hak-hak sipil dan kesetaraan, terlepas dari keberpihakan agama mereka, sementara yang lain akan memastikan bahwa Islam Sunni Amerika akan diberikan ruang untuk menjadi dewasa dan mengakar dalam komunitas. 

Malcolm percaya bahwa keterlibatan umat beragama dalam politik harus diwujudkan guna menyampaikan aspirasinya. Hal inilah yang mendandai perjalanan sejarah bagi Muslim Barat. 

Di sisi lain mengingat bahwa kebangkitan spiritual pertama Malcolm datang salah satunya melalui doa, sedangkan yang kedua diilhami oleh pilar lain dalam ibadah haji, maka hal itu sedikit banyak mempengaruhi sikapnya dalam memainkan peran politik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement