REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kabupaten Natuna menyatakan tidak keberatan daerahnya kembali menjadi tempat observasi bagi warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi penumpang atau awak kapal pesiar yang menjadi tempat penularan Covid-19. Dengan catatan, pemerintah pusat sudah memastikan mereka dalam keadaan sehat.
"Kalau orang sehat tak apa. Orang sehat ya kita terima. Itu hanya persyaratan harus diobservasi aja. Tidak ada masalah," kata Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal usai Rapat Koordinasi Pemberantasan Korupsi Terintegrasi Provinsi Kepri di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (24/2).
Ia mengatakan bahwa sampai saat ini Pemerintah Kabupaten belum menerima pemberitahuan dari pemerintah pusat terkait rencana observasi terhadap WNI yang dievakuasi dari kapal pesiar DiamondPrincessmaupun WorldDream.
"Belum pasti, apakah di Natuna atau di mana," kata dia.
Ia juga mengemukakan bahwa warga Natuna berharap pemerintah lebih memperhatikan kesehatan mereka setelah pelaksanaan observasi terhadap WNI yang dievakuasi dari Wuhan, kota yang menjadi pusat wabah Covid-19 di China, di Hanggar Lanud Raden Sadjad Natuna.
"Pemerintah berkomitmen membangun, apakah itu rumah sakit baru, atau meningkatkan fasilitas rumah sakit, menambah tenaga medis. Kayaknya udah ada komitmen. mudah-mudahan bisa," kata dia.
Sebagaimana Bupati, Ketua DPRD Natuna Andes Putra mengatakan bahwa Natunatidak masalah menjadi tempat observasi bagi WNI yang kondisinyasehat.
"Kalau memang WNI sehat seperti dulu, tidak masalah," kata dia.
Pemerintah berencana melakukan observasi terhadap WNI yang dievakuasi dari kapal Diamond Princess dan WorldDreamdi Sebaru, Kepulauan Seribu, menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.