Senin 24 Feb 2020 16:30 WIB

Sultan Perak: Generasi M Tumpuan Masa Depan Kemuliaan Muslim

Generasi M ini adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Sultan Perak: Generasi M Tumpuan Masa Depan Kemuliaan Muslim.
Foto: newswire
Sultan Perak: Generasi M Tumpuan Masa Depan Kemuliaan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, IPOH -- Sultan Perak dari Malaysia, Sultan Nazrin Shah menyebut kejayaan atau kemuliaan umat Islam di masa depan bergantung pada keberhasilan yang dicapai generasi muda Muslim atau Generasi M. Generasi M ini adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

Ia mengatakan peran Generasi M sangat penting dan sangat berpengaruh dalam menggerakkan dan membentuk arah masa depan umat dan dunia. Generasi M, katanya, memiliki kepercayaan diri dan rasa nyaman dalam menggabungkan iman dan modernitas.

Baca Juga

Namun demikian, mereka tidak menghilangkan nilai-nilai tradisional dengan mudah tanpa terlebih dahulu memverifikasi fakta dan data serta membuktikan relevansinya dengan keadaan dunia saat ini. "Mereka membutuhkan pemahaman dan rasionalitas menghadapi masalah. Mereka mempraktikkan budaya dialog, bertanya, berdebat, dan mereka berinteraksi," ujar Sultan Nazrin Shah dikutip di Bernama, Senin (24/2).

Ia melanjutkan, Generasi M bukan lagi orang-orang yang duduk bersila di atas tikar, mendengar dan menerima secara pasif apa yang dikatakan orang lain. Melalui internet, mereka memiliki sumber pengetahuan alternatif yang memungkinkan untuk belajar dan membuat perbandingan sebagai bahan verifikasi.

Generasi M juga dipercaya memiliki modal intelektual. Mereka mampu memandang dunia dengan lensa yang lebih luas dan lebih kompleks serta percaya Islam harus dapat diterima oleh dunia.

Sultan Nazrin Shah menyebut Generasi M memilih untuk memainkan peran duta besar Islam. Mereka akan menyampaikan pesan moderasi, memandang dunia sebagai bentuk pertemuan budaya bukan benturan budaya. Mereka juga menafsirkan keanekaragaman budaya sebagai keindahan yang melambangkan kekayaan ciptaan dan kebesaran Tuhan.

Namun, ia mengajukan pertanyaan apakah pendekatan yang saat ini dilakukan oleh berbagai individu dan lembaga Islam, mampu mendekatkan mereka dengan mayoritas Generasi M atau malah membuat jarak yang lebih jauh. Paparan di atas disampaikan Sultan ketika membuka sebuah diskusi "Muzakarah Sultan Nazrin Muizzuddin Shah". Tema yang diangkat adalah "Menjunjung Kemuliaan Umat: Sejarah, Visi dan Harapan".

Sultan Nazrin pun menyatakan perlunya generasi yang lebih tua untuk memahami pemikiran dan jiwa Generasi M. Diperlukan juga perumusan pendekatan yang akan menjadikan generasi muda ini aset berharga untuk memotivasi dan mendorong menjadi kekuatan utama dalam mengangkat martabat umat Muslim.

Dia mengatakan generasi muda Muslim harus menjadi agen perubahan, berusaha untuk melakukan yang terbaik, dan bertekad dalam mengeksplorasi cakrawala baru. Selain itu, mereka tetap kuat dengan iman dan tidak berkompromi dengan idealisme Islam dalam menegakkan kemuliaan umat.

Dalam muzakarah ini, Sultan Nazrin mengatakan ia berharap akan muncul analisis yang jujur. Memeriksa efektivitas, produktivitas, dan dampak yang dihasilkan melalui pengajaran Alquran yang dipraktikkan oleh komunitas Muslim dalam mengangkat kejayaan umat.

"Ini memungkinkan orang untuk memahami, menghargai hal-hal yang disembunyikan dan diekspos, serta melengkapi pemikiran umat Islam dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi perkembangan sosial, perdagangan, sains, teknik dan teknologi saat ini," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement