Sabtu 29 Feb 2020 22:35 WIB

Akhir Kemajuan Kaum Saba yang tak Diimbangi dengan Syukur

Bendungan raksasa Kaum Saba justru menjadi akhir peradaban mereka.

Bendungan raksasa Kaum Saba justru menjadi akhir peradaban mereka. Bendungan (ilustrasi)
Foto: ipenz.org.nz
Bendungan raksasa Kaum Saba justru menjadi akhir peradaban mereka. Bendungan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kisah kaum Saba’ terabadikan dalam Alquran surat Saba’. Di antara ayat yang mengisahkan kaum Saba’ adalah ayat 15-22 berikut:   

“Sungguh terdapat bukti pada kaum Saba' di tempat kediaman mereka, tentang dua buah kebun di sisi kanan maupun di sisi kirinya: "Nikmatilah karunia Tuhan kalian serta bersyukurlah kepada Dia atas negeri yang baik ini, bahwasanya Tuhan adalah Yang Mahapengampun" tetapi mereka berpaling, sehingga Kami datangkan kepada mereka luapan banjir dari bendungan serta Kami ubah kedua kebun mereka menjadi dua kebun yang berbuah pahit, pepohonan Atsl serta pepohonan Sidr, demikianlah Kami membalas diri mereka atas sikap tak bersyukur mereka bahwa Kami tidak menimpakan kepahitan melainkan terhadap golongan yang kafir. Dan Kami jadikan antara mereka serta antara negeri-negeri yang Kami limpahi berkat, beberapa negeri yang berdekatan serta Kami tetapkan antara negeri-negeri itu, jarak perjalanan, jelajahilah negeri-negeri itu pada waktu malam maupun siang hari disertai rasa aman. kemudian mereka berkata: "Wahai Tuhan kami jauhkan jarak perjalanan kami", dan mereka berlaku zalim terhadap diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah tutur dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. bahwa dalam hal demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur; dan sungguh Iblis dapat membuktikan bujukannya terhadap mereka lalu mereka menuruti hal tersebut, kecuali sebagian golongan yang beriman sebab makhluk itu tidak berpengaruh terhadap mereka melainkan supaya Kami menguji orang yang beriman terhadap Akhirat maupun mereka yang meragu tentang hal itu, bahwa Tuhanmu Yang Maha Memelihara segala sesuatu, Katakanlah: "Serulah segala yang kalian andalkan selain Allah, tidaklah mereka menguasai sekecil butiran debu pun di langit maupun di bumi bahwa mereka tiada mempunyai suatu peran pun terhadap langit beserta bumi, sesungguhnya tiada yang menjadi pembela untuk mereka terhadap Dia. “ 

Baca Juga

Saba’ adalah nama suatu kabilah dari kabilah-kabilah Arab yang tinggal di Yaman. Mereka mendirikan kerajaan yang terkenal dengan nama Kerajaan Saba yang ibu kotanya Ma'rib; telah dapat membangun suatu bendungan raksasa yang bernama Bendungan Ma'rib, sehingga negeri mereka subur dan makmur.

Kaum Saba’ begitu maju peradabannya. Mereka menguasai teknologi yang tertinggi pada zamannya, yakni telah berhasil membangun bendungan Ma’rib. 

Menurut penulis Yunani, Ma’rib merupakan salah satu kota termaju saat itu (sekarang Yaman) dan memiliki lahan yang subur.

Bendungan Ma’rib mampu mengairi sekitar 9.600 ha lahan subur. Negeri itu pun kaya-raya. Namun, karena mereka tak bersyukur atas nikmat yang begitu melimpah, maka Allah menurunkan banjir besar yang menghancurkan semua kekayaan yang dimiliki penduduk negeri Saba’.  

Dalam suatu tafsir dijelaskan, mereka diberi azab karena tak taat kepada seruan nabi utusan Allah.

 

 

 

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement