REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali masih melacak warga negara Selandia Baru, yang dikabarkan positif terjangkit Covid-19 atau virus corona baru, yang sempat transit di Bali. WN Selandia Baru itu diketahui datang dari Iran untuk selanjutnya terbang ke Auckland.
"Kami masih cek passenger manifest karena info tentang pasien tersebut tidak ada sama sekali namanya," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Ahad (1/3).
Pihaknya masih sedang melacak dan sejauh ini belum ada info karena tidak ada notifikasi sebelumnya. "Setelah penumpang tiba di Selandia Baru, baru dia sakit," ucap Suarjaya.
Sebelumnya Departemen Kesehatan Selandia Baru mengonfirmasi kasus pertama Covid-19 di negaranya pada Jumat (28/2). Pasien tersebut diketahui datang dari Iran dan melakukan perjalanan ke Auckland melalui Bali, dan dikonfirmasi positif Covid-19. Pejabat kesehatan mengatakan pasien itu berusia 60 tahunan dan tengah dirawat di Rumah Sakit Kota Auckland.
Sebelumnya dr Suarjaya mengatakan dari 20 pasien yang sempat diobservasi di RSUP Sanglah yang sempat dicurigai atau dikhawatirkan terjangkit virus Covid-19, semuanya negatif. Demikian juga dari 14 sampel pasien yang telah dikirimkan dan diperiksa hingga ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan semua hasil pemeriksaan negatif Covid-19.
Jika pun terjadi, kemungkinan yang terburuk ada yang tertular, kataSuarjaya, Pemerintah Provinsi Bali sudah menyiapkan sejumlah langkah penanganan, diantaranya tiga rumah sakit rujukan untuk isolasi, yakni RSUP Sanglah, RSUD Tabanan dan RS Sanjiwani Gianyar. Di samping RS yang lain juga mampu untuk melakukan isolasi.
"Jadi protapnya sudah lengkap, alatnya sudah ada, SDM-nya sudah siap. Jadi, tidak perlu ada kekhawatiran, andaikata memang terjadi. Tetapi kita semua berharap mudah-mudahan tidak sampai terjadi. Kita doakan tidak ada," ucapnya.