REPUBLIKA.CO.ID,KUNINGAN – Sebanyak 62 kali bencana alam terjadi di berbagai wilayah di Kabupaten Kuningan sepanjang Februari 2020. Jumlah itu meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 49 kali bencana.
‘’Bencana yang terjadi itu berupa banjir, tanah longsor, gerakan tanah, angin kencang, rumah ambruk dan kebakaran rumah,’’ ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, kepada Republika, Kamis (5/3).
Agus merinci, di antara bencana-bencana yang terjadi sepanjang Februari 2020 di Kabupaten Kuningan itu adalah tanah longsor, sebanyak 41 kali. Setelah itu, bencana angin kencang sebanyak sembilan kali, banjir enam kali, gerakan tanah tiga kali, rumah ambruk dua kali dan kebakaran rumah satu kali.
‘’Semua peristiwa bencana tersebut tersebar di 52 desa di 22 kecamatan di Kabupaten Kuningan,’’ terang Agus.
Agus menambahkan, dalam bencana-bencana itu, terdapat 156 kepala keluarga (KK) atau 481 jiwa yang terdampak. Mereka terdiri dari 9 KK atau 31 jiwa yang mengungsi dan 147 KK atau 450 jiwa yang menderita.
Selain warga, semua bencana yang terjadi sepanjang Februari 2020 juga telah membuat ratusan rumah milik warga mengalami dampaknya. Dari data BPBD Kabupaten Kuningan, tercatat ada empat rumah warga yang rusak berat, 11 rusak sedang, 23 rusak ringan, 48 rumah terancam dan 104 rumah terendam.
‘’Berbagai sarana dan prasarana umum juga ikut terdampak bencana,’’ tambah Agus.
Adapun sarana dan prasarana yang terdampak itu, di antaranya berupa jalan sebanyak 12 titik, sawah empat hektare, dan sarana pendidikan sebanyak dua unit. Selain itu, sarana ibadah sebanyak dua unit dan tembok penahan tanah (TPT) di 31 titik.
Sementara itu, memasuki awal Maret 2020, bencana masih terus terjadi di Kabupaten Kuningan. Salah satunya berupa tanah longsor di RT 17 RW 05 Dusun Pasirjati, Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Rabu (4/3) pukul 06.00 WIB. Longsor terjadi pada tebing dengan panjang 20 meter dan tinggi 20 meter.
‘’Longsor itu telah menutup akses jalan dusun Walahar menuju Dusun Pasirjati sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat,’’ kata Agus.
Menghadapi bencana tersebut, aparat bersama masyarakat setempat bergotong royong membersihkan material longsoran. Jalan yang tertutup material longsoran akhirnya kembali bisa dilewati kendaraan pada Kamis (5/3) pukul 11.00 WIB.
Selain itu, bencana tanah longsor juga terjadi di RT 01 RW 01 Dusun Godong, Desa Karamatwangi, Kecamatan Garawangi, Rabu (4/3) sekitar pukul 17.30 WIB. Longsor terjadi pada TPT halaman rumah warga bernama Riki (40), dan menimpa sebagian bahu jalan dusun.
‘’Longsor terjadi setelah hujan turun dengan intensitas lebat selama lebih dari tiga jam,’’ cetus Agus.
Agus mengatakan, jarak rumah warga itu dengan longsoran mencapai tujuh meter. Hingga saat ini, pemilik rumah bersama keluarganya masih menempati rumah mereka dan belum mengungsi. Aparat desa setempat telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan penanganan lebih lanjut.
Selain itu, bencana lain yang terjadi adalah pohon tumbang di jalan provinsi Cigugur – Cirebon, tepatnya di Dusun Pahing, Kelurahan/Kecamatan Cigugur, Kamis (5/3) pukul 07.00 WIB. Akibatnya, akses jalan dari Cigugur menuju Cirebon tidak bisa dilewati kendaraan.
Upaya pembersihan material pohon yang tumbang itu langsung dilakukan. Karenanya, akses jalan sudah kembali terbuka pada pukul 10.18 WIB.
‘’Kami mengimbau warga di Kabupaten Kuningan tetap mewaspadai bencana yang mungkin terjadi pada Maret 2020,’’ tandas Agus.