Kamis 05 Mar 2020 22:42 WIB

SEAHUM Desak India Upayakan Perdamaian Secara Aktif

India diminta untuk mewujudkan kemanan untuk umat Muslim.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Southeast Asia Humanitarian Committee (SEAHUM) menggelar diskusi publik tentang tragedi kemanusiaan di India dan kerusuhan di New Delhi
Foto: Dompet Dhuafa
Southeast Asia Humanitarian Committee (SEAHUM) menggelar diskusi publik tentang tragedi kemanusiaan di India dan kerusuhan di New Delhi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Southeast Asia Humanitarian Committee (SEAHUM) mendorong Pemerintah India mengadakan upaya perdamaian secara aktif terkait kerusuhan di New Delhi yang sudah berlangsung sejak 23 Februari 2020. 

Upaya yang bisa dilakukan berupa dialog konstruktif untuk menumbuhkan rasa toleransi dan pemahaman di antara kedua kelompok. "Hal ini menjadi penting sebagai bentuk usaha pencegahan konflik horizontal di masa mendatang," kata Presiden SEAHUM Kamarul Zaman, dalam diskusi publik di Jakarta, Kamis (5/3).

Baca Juga

Kamarul menambahkan, SEAHUM juga mendorong Pemerintah India untuk menghukum secara tegas pelaku kekerasan serta perusakan terhadap rumah ibadah di India. 

Pada hakikatnya, setiap manusia memiliki hak untuk melaksanakan ibadahnya dengan damai. Hal ini sesuai dengan United Nations Declaration of Human Rights pasal 18. 

SEAHUM mengimbau semua pihak yang terlibat dalam kerusuhan tersebut untuk dapat menahan diri terlibat aksi-aksi kekerasan demi terciptanya perdamaian. SEAHUM bersama aliansinya berkomitmen untuk membantu Pemerintah India dalam melanjutkan program-program pembangunan yang bertujuan untuk kemanusiaan di kantong-kantong kemiskinan di India.

"Media massa menyebutkan bahwa kerusuhan ini berawal dari adanya aksi demonstrasi menolak Undang-Undang Kewarganegaraan India yang dinilai diskriminatif terhadap umat Muslim di India. Kemudian, terdapat bentrokan di antara pendukung serta oposisi undang-undang ini," ungkap dia.

Namun, konflik ini bisa dikatakan merupakan salah satu eskalasi islamofobia yang telah terjadi di India beberapa tahun belakangan ini. Terdapat beberapa laporan kekerasan yang ditujukan kepada masyarakat Muslim. Dalam kerusuhan di New Delhi ini, tercatat lebih dari 30 orang meninggal dunia serta 200 orang luka-luka. 

Selain itu, banyak terdapat kerusakan kendaraan, rumah, toko dan masjid akibat tindakan pembakaran dan pelemparan batu dari ratusan massa. Respons pemerintah terhadap aksi kekerasan ini dinilai lambat dan gagal mencegah terjadinya korban jiwa.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement