Sabtu 04 Oct 2025 15:44 WIB

Pejuang Sumud Flotilla di Kapal Marinette: Dari Lautan untuk Gaza, Kami tidak akan Melupakanmu

Seluruh dunia mendesak Zionis Israel menghentikan genisoda rakyat Palestina di Gaza.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Mas Alamil Huda
Gambar dari video yang dirilis oleh Global Sumud Flotilla yang menunjukkan tentara angkatan laut Israel menaiki salah satu kapal armada saat mendekati pantai Gaza Kamis pagi, 2 Oktober 2025.
Foto: Global Sumud Flotilla via AP
Gambar dari video yang dirilis oleh Global Sumud Flotilla yang menunjukkan tentara angkatan laut Israel menaiki salah satu kapal armada saat mendekati pantai Gaza Kamis pagi, 2 Oktober 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, Global Sumud Flotilla tidak gagal. Dan mereka berjanji tidak akan pernah melupakan tujuan. Omer Faruk Narli berteriak lantang. Dari haluan Kapal Marinette, aktivis asal Tukri itu mengangkat tangan.

Bak akan mengumandangkan adzan, Omer meneriakkan janji untuk rakyat Palestina di Gaza. “Dari lautan untuk Gaza. Kami tidak akan pernah membiarkanmu dilupakan. Ini adalah suara kemanusiaan,” begitu teriak Omer.

Baca Juga

Omer Faruk satu di antara enam aktivis kemanusiaan yang berada di Kapal Marinette. Kapal berbendera Polandia itu, merupakan salah satu dari lima armada yang dibeli Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) demi keberhasilan misi pelayaran akbar Global Sumud Flotilla mengarungi Laut Mediterania untuk menembus blokade Gaza. Misi pelayaran kemanusiaan tersebut membawa bantuan logistik dan obat-obatan untuk masyarakat Palestina di Gaza yang sudah 25 bulan dalam pengepungan dan genosida Zionis Israel.

Kapal Marinette menjadi armada Global Sumud Flotilla paling akhir yang berjuang habis-habisan untuk sampai ke Gaza. Kapal Marinette sempat tertinggal dari barisan konvoi armada Gobal Sumud Flotilla yang sedang berlayar di perairan internasional menuju Gaza.

Konvoi Global Sumud Flotilla angkat jangkar serempak sejak 14 September dari dermaga-dermaga di Tunisia, Italia, dan Yunani. Pada Rabu (1/10/2025) siang, ketika 41 kapal-kapal kemanusiaan itu berada di titik R2 zona merah menuju R1, Kapal Marinette masih berada di kawasan R3 yang jaraknya sekitar 98 nautical-miles (nm) dari bibir pantai Gaza.

Rabu (1/10/2025) malam, ketika 20an armada perang angkatan laut Zionis Israel dilaporkan sudah mengepung konvoi kapal-kapal Global Sumud Flotilla di kawasan R2 menuju R1, Kapal Marinette pun masih berada di kawasan R3 menyusul konvoi. Kapal Marinette tertahan di perairan R3. Kondisi mesinnya mulai tak prima.

Namun kapal berbendera Polandia tersebut berusaha menyusul armada Global Sumud Flotilla lainnya yang sudah mulai diserang dan dibajak satu per satu oleh tentara penjajahan Zionis Israel di kawasan R2 dan R1. Jarak R2 dan R1 ke bibir pantai Gaza cuma sekitar 66 nm sampai 32 nm.

Ketika tentara-tentara Zionis Israel menguasai satu per satu kapal-kapal Global Sumud Flotilla dan menyandera satu per satu pemimpin pelayaran kemanusian itu, pun Kapal Marinette tetap melaju menuju ke Gaza. Sampai Kamis (2/10/2025) dini hari hingga pagi, armada tentara laut Zionis Israel mengejar sisa-sisa kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang berhasil menembus ke kawasan R1 zona merah. Bahkan Kapal Mikeno salah satu armada Global Sumud Flotilla yang paling depan sempat berhasil lolos dari pengepungan Zionis Israel, dan masuk ke perairan Gaza yang jaraknya cuma 7 Nm dari daratan Gaza.

Tetapi Shayatet-13, skuat khusus angkatan laut zionis, berhasil memburu Kapal Mikeno. Lalu membajak kapal tersebut. Para serdadu dengan senjata laras panjang terekam menyandera delapan relawan dan aktivis dari tujuh negara yang berada di dalam kapal tersebut.

Nasib serupa pun dialami para relawan dan aktivis di atas kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang dibajak lainnya. Ketika Zionis Israel berhasil menguasai Kapal Mikeno, pun Kapal Marinette masih terus berlayar. Sampai Kamis (2/10/2025) pagi Kapal Marinette satu-satunya armada pejuang tersisa yang masih terus berlayar menembus Gaza.

Kapal Marinette membawa enam aktivis dan relawan dari empat negara. Cameron John Tribe, kapten relawan asal Australia yang mengemudikan kapal tersebut. “Kami berada di (Kapal) Marinette, dan kami yakin kami adalah kapal terakhir yang masih bertahan. Tetapi kami memiliki beberapa masalah mesin setelah tadi malam (1/102/2025) kami terbukti sangat handal (lolos dari pengepungan tentara laut Zionis Israel), dan terus melaju ke arah tujuan (Gaza). Dan kami tidak menyangka, setelah melaju sepanjang malam, kami dapat sampai di sini (R2), sementara kapal-kapal yang lainnya sudah disergap,” begitu kata Cameron.

Perjuangan Kapal Marinette itu terhenti di kawasan R2 saat menuju ke zona R1. Atau di radius 48 Nm arah barat bibir pantai Gaza. Dari tayangan live tracker Global Sumud Flotilla, Kapal Marinette dalam kondisi mati mesin sebelum Shayatet-13 dengan perahu karet militer mendatangi untuk membajak kapal tersebut. Dan pada Kamis (2/10/2025) pada pukul 08:29 waktu Laut Tengah, para serdadu Zionis Israel dengan membawa senjata laras panjang menaiki Kapal Marinette, membajak kapal tersebut, dan menyandera enam aktivis yang berada di dalam kapal tersebut.

Sebelum ditangkap, Omer Faruk meneriakkan janji-janjinya sebagai aktivis yang belum bisa sampai ke Gaza karena disandera. “Tidak ada satupun yang bisa menghentikan kami untuk kalian yang ada di Gaza. Apapun risikonya, Palestina harus merdeka,” teriak Sinan.

Di saluran komunikasi seluruh partisipan Global Sumud Flotilla, teriakan Omer Faruk itu dikenang sebagai teriakan Singa. Dari pembajakan, penyerangan terhadap total 42 armada kemanusian Global Sumud Flotilla itu, Zionis Israel menyandera sedikitnya 512 relawan dan aktivis dari 47 negara.

Para aktivis dan relawan yang disandera itu, termasuk di antaranya para pemimpin pelayaran, dan tokoh-tokoh yang selama ini dikenal sebagai para anggota parlemen jalanan untuk kemerdekaan Palestina, dan penghentian genosida di Gaza. Seperti Greta Thunberg dari Swedia, Thiago Avila dari Brasil, Jasmine Acar dari Jerman, Mandla Mandela dari Afrika Selatan (Afsel), Mariana Mortuaga dari Portugal.

Diculik dan diikat

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement