Sabtu 07 Mar 2020 13:50 WIB

Ini Isi Khutbah Jumat Masjid Nabawi

Pola hidup sehat yang diajarkan Islam demi terjaganya kekebalan tubuh.

Polisi Arab Saudi berjaga di Masjidil Haram pascapenghentian umrah oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi di Makkah, Kamis (5/3).
Foto: Amr Nabil/AP Photo
Polisi Arab Saudi berjaga di Masjidil Haram pascapenghentian umrah oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi di Makkah, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Khutbah Jumat Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, menyampaikan soal pentingnya menjaga kebersihan agar terhindar dari berbagai penyakit, salah satunya yang disebabkan virus corona COVID-19. "Tutuplah muka Anda ketika sedang bersin atau batuk. Tutuplah dengan tisu atau lainnya agar tidak mengganggu rekan sebelah dari cipratan ludah," kata khatib Masjid Nabawi Shalah bin Muhammad Al Budair dalam khutbahnya di Madinah, Jumat waktu setempat.

Melalui akun Twitter Kantor Urusan Masjid Nabawi, Shalah mengimbau, jamaah untuk terus mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah buang air serta seusai bersentuhan dengan orang lain yang dikhawatirkan dapat menularkan penyakit.

Demikian pula, kata dia, perlu membersihkan ketika setiap tangan tercemar oleh keringat, kotoran atau noda."Berpelukan dan berciuman pada dasarnya boleh. Akan tetapi, para dokter memperingatkan di masa wabah Covid-19, menghindari dan menjauh dari epidemi," katanya.

Kedisiplinan, lanjut dia, menurut pandangan Islam mengindikasikan kearifan, kesigapan dan sikap terpuji seseorang. "Termasuk pola hidup sehat yang diajarkan Islam demi terjaganya kekebalan tubuh dengan tidak mengonsumsi hewan buas bertaring," katanya.

Menurut dia, daging dari hewan tersebut mengandung basil, ulat, kuman, bakteri dan parasit yang berdampak negatif pada otak, pola pikir dan fisik. Shalah mengingatkan, dari semua usaha itu adalah yang paling penting untuk terus meminta perlindungan kepada Allah dengan memperbanyak zikir dan berdoa untuk dihindarkan dari epidemi Covid-19. 

"Tidak ada obat penangkal epidemi lebih ampuh daripada doa dan berlindung kepada Allah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement