REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster mengeluhkan keputusan wasit yang tidak mengulang tendangan penalti Renan Silva saat melawan Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Kediri, Jumat (6/3) lalu. Saat tertinggal 0-1, Bhayangkara mendapat hadiah penalti pada menit ke-13. Namun, tendangan Renan berhasil ditepis oleh Dimas Galih. Paul menilai posisi Dimas terlalu maju.
"Kiper maju satu meter dari garis. Saya protes untuk mengulang penalti tapi wasit tidak mengerti aturan penalti dan itu tetap dianggap bersih," kata Paul di Stadion PTIK, Jakarta, Senin (9/3).
Ini bukan kali pertama Paul mengeluhkan keputusan wasit. Pria berkebangsaan Irlandia Utara itu beberapa kali mengeluhkan iklim sepak bola Indonesia.
Pada 12 Februari lalu, Bhayangkara berhasil menang tipis 1-0 atas Persebaya di ajang Piala Gubernur Jatim 2020. Namun, Paul menilai tim-tim Indonesia yang bermain untuk laga tandang pasti sulit meraih kemenangan.
"Memang setiap pertandingan away sangat sulit bagi kami, tidak ada pertanyaan lagi untuk itu. Kenapa penalti tidak diulang karena kiper maju satu meter dari garis. Saya keberatann dan tak ada yang mendengar," tegas dia.
Pria berusia 38 tahun itu mengatakan, anak asuhnya mendapat banyak peluang untuk mencetak gol, namun gagal memaksimalkannya. Akhirnya Bhayangkara mendapat kesempatan untuk mencetak gol dan membuat skor imbang 1-1.
"Babak kedua kami juga banyak dapat peluang untuk cetak gol. Kami punya empat kesempatan untuk menciptakan gol, seharusnya kami menang, tapi penalti yang salah itu tidak bisa diulang," ujar dia.
Kendati demikian, kata dia, setidaknya Bhayangkara tak kalah pada laga tersebut. Menurutnya hasil ini terbilang positif karena pada dua laga perdana, Bhayangkara tidak kalah meski bermain tandang. "Itu sangat sulit bagi kami, tapi itu yang paling terpenting, kami dapat poin," kata Paul.