Senin 09 Mar 2020 15:06 WIB

In Picture: Aksi Gejayan Memanggil, Menolak Omnibus Law

.

Rep: Wihdan Hidayat, Silvy Dian Setiawan, Nawir Arsyad Akbar/ Red: Yogi Ardhi

Aliansi Mahasiswa Jogja menggelar aksi di pertigaan Gejayan, Yogyakarta, Senin (9/3). Mereka menuntut penolakan RUU Omnibus Law. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Aliansi Mahasiswa Jogja menggelar aksi di pertigaan Gejayan, Yogyakarta, Senin (9/3). Mereka menuntut penolakan RUU Omnibus Law. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Aliansi Mahasiswa Jogja menggelar aksi di pertigaan Gejayan, Yogyakarta, Senin (9/3). Mereka menuntut penolakan RUU Omnibus Law. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Aliansi Mahasiswa Jogja menggelar aksi di pertigaan Gejayan, Yogyakarta, Senin (9/3). Mereka menuntut penolakan RUU Omnibus Law. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Aliansi Mahasiswa Jogja menggelar aksi di pertigaan Gejayan, Yogyakarta, Senin (9/3). Mereka menuntut penolakan RUU Omnibus Law. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Aliansi Mahasiswa Jogja menggelar aksi di pertigaan Gejayan, Yogyakarta, Senin (9/3). Mereka menuntut penolakan RUU Omnibus Law. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) menggelar aksi Gejayan Memanggil di Jalan Affandi, Sleman, Senin (9/03). Aksi ini dilakukan guna menggagalkan disahkannya Omnibus Law oleh DPR RI. 

"Pada aksi ini, kita menyampaikan, satu, gagalkan Omnibus Law, RUU Cipta Kerja, Perpajakan, RUU Ibu Kota Negara dan RUU Kefarmasian. Dua, dukung pengesahan RUU PKS dan tolak RUU Ketahanan Keluarga," kata Humas ARB, Kontra Tirano saat ditemui di lokasi aksi, Senin (9/03). 

Selain itu, massa juga menyampaikan mosi tidak percaya kepada pemerintah. Termasuk kepada seluruh lembaga yang mendukung disahkannya Omnibus Law tersebut. 

"Legislatif yang tidak lagi dirasa memilkiki mosi terhadap pemerintah. Oleh karena itu, aksi hari ini sebagai rapat rakyat, sebagai mosi parlemen jalanan. Artinya kita punya hak veto sebagai rakyat untuk menyatakan tidak percaya kepada elit politik," ujarnya. 

Selain itu, massa juga mendukung penuh adanya mogok nasional. Bahkan, juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk aktif dalam mogok nasional tersebut. 

"Lawan tindakan represif aparat dan ormas reaksioner dan rebut kedaulatan rakyat, bangun demokrasi sejati," jelasnya. 

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement