REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Salah satu program Rumah Zakat dalam bidang kesehatan adalah Ramah Lansia. Banyaknya tantangan yang dihadapi lansia dimasanya, seperti bergantung pada orang lain, membutuhkan pengasuh, dan fungsional yang menurun membuat program ini diluncurkan.

Berbeda dengan Posyandu balita yang memiliki anggaran cukup besar dari pemerintah dengan program stuntingnya, untuk program Posyandu lansia saat ini masih terbatas anggarannya. Namun, dengan anggaran yang terbatas pelayanan terhadap lansia tetap harus dioptimalkan meski terbatas dalam hal anggaran.

Meskipun pada dasarnya para lansia juga membutuhkan layanan berbasis jangka panjang, pelayanan kesehatan untuk para lansia perlu ditingkatkan mulai dari desa, Puskesmas hingga rumah sakit. "Posyandu lansia yang saat ini berjalan rutin masih sebatas pemeriksaan kesehatan dan pemberian obat, untuk tes metabolik masih belum rutin," ungkap Sri Hayati Kepala Desa Cilowa.

Sri juga berharap Rumah Zakat bisa membantu program Posyandu lansia ini, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan bisa lebih baik dan lebih menarik agar para lansia antusias dalam mengikuti program ini.

Menindak lanjuti pembicaraan dengan Kades Cilowa, Relawan Rumah Zakat Desa Berdaya Cilowa mengadakan silaturahim dengan ibu ketua PKK, Rabu 04 Maret 2020. Dalam pertemuan ini, terungkap beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Posyandu lansia.

"Tensi yang ada sudah rusak, jadi kami pinjam dari Puskesmas, tes darah dilakukan paling cepat 3 bulan sekali," ungkap Hidayati selaku ketua PKK saat ini.

Hidayati berharap kedepannya, Posyandu lansia bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, seperti pemeriksaan metabolik rutin, senam lansia, dan pemberian makanan tambahan. Dia memiliki harapan besar kepada Rumah Zakat untuk bisa membantu mewujudkan keinginan tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika