Selasa 10 Mar 2020 09:54 WIB

Corona dan Harga Minyak Hapus 5 Triliun Dolar AS dari Pasar

Terdapat 3.500 saham di Bursa New York yang mencapai posisi terendah selama 1 tahun.

Seorang pialang saham beraktivitas di New York Stock Exchange, Senin (9/3). Kekhawatiran ketidakpastian global telah menghapus lebih dari lima triliun dolar AS dari nilai pasar S&P 500 dalam beberapa pekan terakhir.
Foto: AP Photo/Richard Drew
Seorang pialang saham beraktivitas di New York Stock Exchange, Senin (9/3). Kekhawatiran ketidakpastian global telah menghapus lebih dari lima triliun dolar AS dari nilai pasar S&P 500 dalam beberapa pekan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Kekhawatiran ketidakpastian global telah menghapus lebih dari lima triliun dolar AS dari nilai pasar S&P 500 dalam beberapa pekan terakhir. Salah satunya adalah penyebaran virus corona yang cepat dan dampaknya terhadap ekonomi global yang semakin dalam dan jatuhnya harga minyak.

Di New York Stock Exchange, jumlah saham yang mencapai posisi terendah 52 minggu mencapai lebih dari 3.500 pada Senin (9/3), jumlah terendah baru sejak 2008. Sejak mencapai rekor tertinggi pada S&P 500, indeks telah kehilangan nilai lebih dari lima triliun dolar AS. Sepuluh perusahaan terbesar S&P 500 berdasarkan kapitalisasi pasar telah melihat nilai gabungannya turun lebih dari 1,4 triliun dolar AS.

Baca Juga

Sekitar 250 miliar dolar AS telah dihapus dari nilai pasar saham Microsoft sejak 19 Februari, lebih banyak daripada perusahaan AS lainnya. Apple dan Alphabet telah mengalami penyusutan masing-masing lebih dari 200 miliar dolar AS, sementara Amazon telah kehilangan 170 miliar dolar AS dalam kapitalisasi pasar.

Indeks energi S&P 500 pada Senin (9/3) anjlok 20 persen ke tingkat terendah sejak Agustus 2004 karena investor bereaksi terhadap penurunan harga minyak. Itu membuat indeks energi jatuh 50 persen dari tingkat tertinggi 52 minggu, jauh lebih buruk daripada sektor lainnya. Dengan imbal hasil pada obligasi 10 tahun AS menurun ke rekor terendah lainnya pada Senin (9/3), indeks keuangan S&P 500 jatuh 11 persen, meninggalkannya terperosok 27 persen dari rekor tertinggi bulan Februari.

“Harga minyak yang lebih rendah akan memusnahkan saham-saham minyak, industri minyak, produsen serpih, dan rekor suku bunga rendah akan memusnahkan bank. Itu adalah saham-saham yang mencatat penurunan terbesar hari ini,” kata Donald Selkin, kepala strategi pemasaran di Newbridge Securities di New York.

Kehancuran Wall Street juga telah menekan saham-saham perusahaan yang melakukan debut yang sangat dinantikan di Wall Street tahun 2019 lalu. Ini menambah kerugian bagi perusahaan-perusahaan termasuk Peloton Interactive dan Uber Technologies, sambil memotong keuntungan para investor favorit, termasuk Beyond Meat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement