Kamis 12 Mar 2020 08:49 WIB

22 Sekolah di Sukabumi Rusak Akibat Gempa

Sekolah yang rusak akibat gempa terdapat di dua kecamatan di Sukabumi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Satu unit rumah roboh di Kampung Nangerang, Desa Pulosari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi akibat gempa pada Selasa (10/3) sore lalu, dan petugas gabungan melakukan ebakuasi puing pada Rabu (11/3).(Republika/Riga Nurul Iman)
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Satu unit rumah roboh di Kampung Nangerang, Desa Pulosari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi akibat gempa pada Selasa (10/3) sore lalu, dan petugas gabungan melakukan ebakuasi puing pada Rabu (11/3).(Republika/Riga Nurul Iman)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 22 bangunan sekolah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengalami kerusakan akibat dampak guncangan gempa bumi pada Selasa (10/3) lalu. Dampaknya, kegiatan belajar mengajar di sekolah yang mengalami rusak berat terganggu.

Sebelumnya, gempa dengan magnitudo 5 yang berpusat di Sukabumi terjadi pada Selasa sore sekitar pukul 17.18 WIB. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisuka (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa berada di 6.89 LS, 106.62 BT dan pusat gempa berada di darat 13 kilometer timur Laut Kabupaten Sukabumi. Gempa itu dengan kedalaman 10 Kilometer.

Baca Juga

''Data sementara ada 22 bangunan sekolah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Kalapanunggal dan Kabandungan,'' ujar Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi, Khusyairin kepada Republika.co.id, Kamis (12/3). Di Kecamatan Kabandungan, ada 13 sekolah rusak. Sedangkan, di Kalapanunggal, ada 9 sekolah yang rusak.

Untuk kegiatan belajar, kata Khusyairin, tetap berjalan bagi sekolah-sekolah yang tingkat kerusakannya ringan dan tidak membahayakan. Sebab, masih ada beberapa ruang kelas yang masih bisa digunakan untuk belajar.

Sedangkan, sekolah yang rusak total dan rusak berat pembelajarannya untuk dua hari ini Kamis dan Jumat (13/3) pembelajaran di luar kelas. Hal itu sambil membersihkan dan menurunkan material yang masih menggantung dan membahayakan serta sambil menunggu kelas darurat.

Khusyairin mengatakan pada Kamis ini akan dilakukan rapat kordinasi lintas perangkat daerah terkait danpak gempa. ''Bangunan yang rusak akan segera diperbaiki dengan berbagai sumber anggaran pemerintah,'' ujar Khusyairin.

Menurut Khusyairin, Disdik kini tengah merekap secara detail dan visual gambar dampak sekolah yang terdampak gempa. Hal itu termasuk dengan mengumpulkan kepala sekolah, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas dari sekolah terdampak gempa.

Dari 6 kecamatan terdampak gempa, hanya dua kecamatan yang bangunan sekolahnya terdampak gempa yaitu Kalapanunggal dan Kabandungan. Salah satu bangunan SD yang rusak contohnya SDN Jayanegara di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Ada sebanyak empat ruangan yang rusak.

Kepala Sekolah SDN Jayanegara Didi Suryadi mengatakan, aktivitas belajar untuk sementara tidak bisa dilakukan karena ruangan rusak. Selain itu, ada bangunan yang bertahan tapi dindingnya retak sehingga masih rawan.

''Ruangan yang rusak perpustakaan, kelas dua lokal, mushala, dan UKS,'' ujar Didi. Sementara ruangan lainnya hanya rusak ringan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement