Jumat 20 Mar 2020 10:46 WIB

Terus Tertekan, Rupiah Sentuh Rp 16.273 per Dolar AS

Pasar global jatuh dalam beberapa pekan terakhir karena kepanikan pasar akibat corona

Ilustrasi Rupiah Melemah(Foto : MgRol112)
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Rupiah Melemah(Foto : MgRol112)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus belanjut. Dalam situs resmi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, mencatat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS hingga menjadi Rp 16.273 per dolar AS pada Jumlat (20/3).

"Dalam perdagangan Jumat ini rupiah masih akan tertekan di level Rp 15.800-Rp 16.150 per dolar," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat (20/3).

Baca Juga

Pasar global telah jatuh dalam beberapa pekan terakhir karena kepanikan pasar akibat wabah Virus Corona baru atau Covid-19 dan pemerintah merespons dengan semakin ketatnya pembatasan perjalanan dan kehidupan sehari-hari serta mendorong konsumen untuk tinggal di rumah dan mengendalikan pengeluaran.

Wabah tersebut sekarang telah dilaporkan di lebih dari 100 negara dan telah merenggut lebih dari 8.000 jiwa. Demi menghambat laju penularan Covid-19, berbagai negara menerapkan kebijakan yang ekstrem. Pergerakan masyarakat dibatasi, akses keluar masuk ditutup, dan sebagainya.

Teranyar, pemimpin 27 negara Uni Eropa sepakat untuk menutup perbatasan selama 30 hari ke depan. "Pergerakan masyarakat yang terbatas bertujuan untuk melindungi nyawa, yang lebih berharga dari apa pun di dunia. Namun tidak bisa dipungkiri hal ini akan menghambat roda perekonomian. Bahkan bayangan resesi sepertinya semakin nyata dari hari ke hari," ujar Ibrahim.

Dari domestik, Bank Indonesia baru saja menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 4,5 persen. Namun rupiah terus melemah akibat pasar yang panik karena dinamika penyebaran Covid-19 yang cepat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement