Senin 23 Mar 2020 00:15 WIB

Kontak dengan Pasien Corona, Bupati Bantul Isolasi Diri

Pemeriksaan menunjukkan bupati Bantul negatif Corona.

Ilustrasi Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona jenis baru yang disediakan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (CDC via AP)
Foto: CDC via AP
Ilustrasi Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona jenis baru yang disediakan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (CDC via AP)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Suharsono yang sempat kontak fisik karena menjenguk pasien belakangan terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona(COVID-19), sampai saat ini dilaporkan sehat. Ia kini sedang mengisolasi diri.

"Pak Bupati (Suharsono) sehat, memang beliau mengisolasi diri sesuai protokol dan arahan dokter," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Helmi Jamharis dalam pesan singkatnya kepada wartawan Bantul, Ahada malam.

Baca Juga

Bupati Bantul bersama sejumlah pejabat eselon dan Forkompinda di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul dikabarkan sempat menjenguk aparatur sipil negara (ASN) instansi yang vertikal dengan pemerintah pusat di Bantul saat dirawat di salah satu rumah sakit Bantul pada 11 Maret.

Kemudian ASN diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Namun selang beberapa hari kemudian kembali masuk rumah sakit saat bekerja. Ia dirujuk ke rumah sakit berbeda yaitu RSUD Panembahan Senopati yang menjadi RS rujukan COVID-19. Kemudian hasilnya menunjukkan positif Corona.

Bupati Bantul yang mendengar kabar rekan positif terinfeksi virus asal Wuhan China tersebut dikabarkan langsung melakukan tes untuk Covid-19, dan hasilnya negatif. "Dan (dokter) selalu memantau perkembangan (kesehatan Bupati)," kata Sekda.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan COVID-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, bahwa satu pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di rumah sakit plat merah Bantul dan kemudian terkonfirmasi positif adalah ASN, namun dia enggan membeberkan identitas pasien itu.

"Beliau punya riwayat perjalanan dari Jakarta, kemudian beberapa hari sakit dan akhirnya masuk RS, statusnya ASN yang bertugas di dinas yang vertikal ke pusat, bukan pemerintahan kabupaten. Saat ini kondisinya membaik, sesak (napas)-nya sudah tidak ada," katanya.

Dia mengatakan, terhadap pejabat yang kontak langsung dengan pasien yang kemudian terkonformasi positif Covid-19 itu telah dianjurkan menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari sejak kontak terakhir. OMo untuk memantau perkembangan kondisi kesehatan.

"Macam-macam, ada yang dijenguk sebelum pindah rumah sakit, kemudian di rumah, kan beliau sempat pulang, kalau di RS Panembahan Senopati tidak bisa dijenguk karena masuk isolasi. Paling terakhir yang nengok tanggal 11 Maret, berarti (isolasi) sampai 25 Maret, kita lihat perkembangannya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement