Senin 23 Mar 2020 13:26 WIB

AS Siapkan Stimulus ke Bandara dan Pinjaman untuk Maskapai

Covid-19 telah memaksa maskapai AS membatalkan puluhan ribu penerbangan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Penumpang berjalan di lorong bandara yang sepi di Will Rogers World Airport, Kota Oklahoma, Amerika Serikat. Sejumlah maskapai terpaksa mengandangkan pesawat mereka karena pembatalan penerbangan internasional akibat wabah corona.
Foto: AP Photo/Sue Ogrocki
Penumpang berjalan di lorong bandara yang sepi di Will Rogers World Airport, Kota Oklahoma, Amerika Serikat. Sejumlah maskapai terpaksa mengandangkan pesawat mereka karena pembatalan penerbangan internasional akibat wabah corona.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Paket stimulus virus corona (Covid-19) yang diusulkan Senat Republik mencakup bantuan tunai ke bandara Amerika Serika (AS), sistem transit dan kereta api penumpang Amstrak dengan total anggaran 31 miliar dolar AS. Tapi, bantuan kepada maskapai hanya berupa pinjaman senilai 50 miliar dolar AS.

Dilansir Reuters, Senin (23/3), paket stimulus tersebut tertuang dalam proposal dengan total halaman hampir 600 halaman. Paket diberikan dalam bentuk hibah dengan rincian 10 miliar dolar AS untuk bandara, 20 miliar dolar AS untuk sistem transit dan sekitar 1 miliar dolar AS untuk Amtrak.

Baca Juga

Amtrak dan sistem transit diketahui telah menyerukan kehilangan pendapatan besar-besaran karena jumlah penumpang yang turun secara dramatis hingga 90 persen. Penyebabnya, puluhan juta orang Amerika diperintahkan untuk tinggal di rumah untuk menekan penyebaran penyakit Covid-19.

Amtrak telah memangkas layanan, sementara bandara sudah kehilangan setidaknya 13,9 miliar dolar AS pada 2020. Pihak bandara juga sudah memperingatkan kemungkinan gagal bayar kewajiban obligasi.

Di sisi lain, rancangan beleid ini tidak memberikan bantuan tunai kepada maskapai. Senat Republik mengusulkan, pemberian pinjaman hingga 50 miliar dolar AS untuk maskapai penumpang dan 8 miliar dolar AS untuk perusahaan cargo.

Rancangan regulasi juga menyediakan 17 miliar dolar AS untuk bisnis yang dinilai penting menjaga keamanan nasional. Sekitar 425 miliar dolar AS lain disisihkan untuk pinjaman ke bisnis lain yang terkena dampak pandemi.

Pada Ahad (22/3), seorang juru bicara Airlines for America, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili para maskapai penumpang dan cargo AS mengatakan, bantuan keuangan secara langsung sangat dibutuhkan. Bentuk likuiditas lainnya diperkirakan akan cepat menguap, sehingga kurang berdampak signifikan pada bisnis.

Sebelumnya, Sabtu (21/3), maskapai melakukan upaya terakhir untuk mencoba mendapatkan bantuan tunai. Mereka mendesak agar 29 miliar dolar AS dari 58 miliar dolar AS yang diajukan Senat Republik diberikan dalam bentuk hibah tunai.

Apabila keinginan tersebut terkabulkan, Airlines sepakat untuk menahan pemangkasan pekerjaan setidaknya sampai 31 Agustus dan menerima pembatasan pembayaran eksekutif.

Kongres Demorat menyatakan, belum ada kesepakatan untuk proposal ini. Beberapa serikat maskapai masih berupaya meyakinkan anggota parlemen untuk mengubah sejumlah poin.

Wabah Covid-19 diketahui telah memaksa maskapai untuk membatalkan puluhan ribu penerbangan, mengakibatkan kerugian pendapatan yang sangat besar. United Airlines, Delta Air Lines, American Airlines Group, FedEx Corp, Southwest Airlines Co, UPS dan maskapai lain sudah memberikan peringatan keras kepada pemerintah mengenai kondisi mereka pada Sabtu (21/3). 

“Waktu kami hampir habis,” kata mereka.

Serikat pekerja yang mewakili para pilot mendesak anggota untuk menulis ke Kongres agar mereka mengalokasikan hibah kepada maskapai. Sementara, Asosiasi Pramugari meminta kepada qanggota mereka untuk menulis, menelepon atau Tweet secara khusus, meminta bantuan langsung dalam bentuk hibah sebagai biaya gaji.

Lebih rinci, rancangan beleid Senat Republik memungkinkan Departemen Transportasi AS mewajibkan operator untuk mempertahankan layanan penerbangan terjadwal dan memberlakukan batasan kompensasi pada eksekutif untuk perusahaan yang menerima pinjaman pemerintah. Waktu pinjaman maksimal adalah lima tahun.

Maskapai juga akan dihindari dari kewajiban buyback atau membayar dividen untuk mempertahankan lapangan pekerjaan.

Rancangan regulasi juga menghapuskan beberapa pajak cukai penerbangan yang diharapkan mampu mendorong produksi maskapai. Boeing Co telah meminta jaminan pinjaman 60 miliar dolar AS untuk sektor manufaktur penerbangan, namun tampaknya industri hanya dapat mencari dana pinjaman 425 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement