Senin 23 Mar 2020 19:57 WIB

Masjid Jogokariyan Bagikan Hand Sanitizer ke Warga

Pembagian hand sanitizer akan berlangsung satu pekan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Jogokariyan Bagikan Hand Sanitizer ke Warga. Suasana shalat subuh di Masjid Jogokariyan.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Masjid Jogokariyan Bagikan Hand Sanitizer ke Warga. Suasana shalat subuh di Masjid Jogokariyan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Takmir Masjid Jogokariyan proaktif melakukan pencegahan dalam penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Salah satunya dengan rutin membagikan hand sanitizer atau cairan pembersih tangan kepada warga sekitar setiap hari secara gratis.

Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustadz Muhammad Jazir mengatakan, aksi itu sudah dilaksanakan Takmir Masjid Jogokariyan sejak 19 Maret lalu. Menurut Jazir, pemberian hand sanitizer itu akan berlangsung satu pekan.

Baca Juga

"Untuk warga dan jamaah itu total sekitar 7.500 botol, masing-masing botol berisi 60 mililiter," kata Jazir kepada Republika.co.id, Senin (23/3).

Ia menerangkan, pembagian itu telah dan akan terus dibagikan kepada empat Rukun Warga (RW), 18 Rukun Tetangga (RT) dan jamaah yang datang dari luar. Artinya, Masjid Jogokariyan masih pula menerima kunjungan.

Selain itu, di parkiran kendaraan yang ada di sekitar Masjid Jogokariyan sudah disediakan sejumlah keran untuk cuci tangan. Selain cuci tangan menggunakan sabun, di sana turut disediakan hand sanitizer.

"Alhamdulillah, kita turut membantu masjid-masjid lain, dari Gunungkidul, dari Bantul, banyak yang minta ke sini kita berikan per masjid dua liter," ujar Jazir.

Untuk ruangan shalat di Masjid Jogokariyan, takmir turut menerapkan penyemprotan disinfektan minimal lima kali tiap satu hari. Hal itu dilaksanakan setidaknya 20 menit sebelum pelaksanaan shalat wajib.

Bahkan, khusus untuk shalat subuh, Takmir Masjid Jogokariyan menyediakan minuman hangat empon-empon. Menurut Jazir, setiap hari disediakan sekitar lima tempat air yang masing-masing mampu mengisi total 200 gelas.

Jazir menambahkan, kampanye diam di rumah tentu memberi pengaruh terhadap kuantitas jamaah yang melaksanakan shalat berjamaah. Tapi, ia bersyukur dampaknya tidak besar karena langkah-langkah antisipasi yang dilakukan.

"Shalat subuh masih ramai, dan jamaah dibebaskan ketika berjamaah jika ada yang ingin menjaga jarak," kata Jazir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement