Selasa 24 Mar 2020 19:25 WIB

Ajukan Seribu, Diskes Lampung Hanya Kebagian 20 APD

APD yang diterima tersebut juga belum lengkap.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi bantuan APD.
Foto: ANTARA/zabur karuru
Ilustrasi bantuan APD.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Dinas Kesehatan (Diskes) Lampung hanya menerima bantuan 20 Alat Pelindung Diri (APD) dari Kementrian Kesehatan. Padahal, Diskes Lampung telah mengajukan 1.000 APBD untuk dibagikan ke rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.

“Kami sudah mengajukan 1.000 APBD (ke Kementrian Kesehatan), namun tidak semua terealisasi,” kata Kepala Diskes Lampung dr Reihana saat dikonfirmasi wartawan di Bandar Lampung, Selasa (24/3).

Ia mengatakn APD yang diterima tersebut juga belum lengkap. Ada APD dalam bentuk hanya baju saja, sarung tangan saja, masker, dan kaca mata. APD sebanyak 20 tersebut akan dibagikan ke empat rumah sakit di Lampung yang menjadi rujukan pemerintah dalam penanganan Covid-19.

Keempat rumah sakit rujukan di Lampung yakni RSUD Abdul Moeloek Lampung, RSUD Ahmad Yani, RSUD Bob Bazar Kalianda, dan RSUD Bandar Negara Husada Lampung Tengah.

Dia berharap bantuan APD dapat berlangsung hari-hari ke depan, sesuai dengan permintaan kebutuhan, karena wilayah Lampung sudah terdapat seorang positif Covid-19, dan enam orang PDP, dan ratusan orang dalam pemantauan.

Direktur RSUD Abdul Moeloek Hery Djoko Subandriyo mengatakan, saat ini yang sangat diperlukan tim medis dalam penanganan pasien dalam pengawasan (PDP) yakni masker. Masker tersebut dapat digunakan perawat setiap hari.

Menurut dia, RSUD Abdul Moeloek telah mendapatkan bantuan 40 APD dari berbagai pihak. Ia mengatakan, bantuan APD yang lebih penting yang masker karena perawat banyak menggunakankan yang dipakai sehari langsung dibuang.

Saat ini, persediaan masker yang ada di RSUD Abdul Moeloek terus menipis, sedangkan kebutuhan masker oleh perawat saja masih sangat kurang, apalagi untuk pasien dan lainnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement