REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sekitar 250 ribu sukarelawan telah mendaftar untuk membantu pekerjaan Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) dalam menangani wabah virus korona baru Covid-19, Rabu (25/3). Kehadiran mereka diharapkan dapat membantu memperkecil tekanan terhadap NHS.
Para relawan diperlukan untuk memberikan makanan dan obat-obatan. Selain itu mereka pun akan membantu mengarahkan pasien ke jadwal pertemuan dan menelopon warga yang sedang menjalani isolasi.
Selain 250 ribu relawan, sebanyak 11 ribu mantan petugas medis setuju kembali bekerja di layanan-layanan kesehatan. Lebih dari 24 ribu mahasiswa keperawatan tingkat akhir turut berpartisipasi dengan mereka.
Dilaporkan laman BBC, Direktur Medis NHS Inggris Stephen Powis menilai saat ini sedang terjadi "wabah altruisme" di negaranya. Dia mengaku sangat terkesan oleh petugas medis yang kembali ke garis depan penanganan Covid-19. Powis pun mengapresiasi respons para relawan yang ingin berkontribusi dan turut membantu.
Pada Selasa (24/3), Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan, sedang mencari 250 ribu sukarelawan untuk membantu NHS. Diutamakan, orang-orang yang rentan terinfeksi Covid-19.
"Kami mencari seperempat juta sukarelawan, orang-orang dengan kesehatan yang baik, untuk membantu NHS, untuk berbelanja, untuk pengiriman obat-obatan, dan mendukung mereka yang dilindungi guna menjaga kesehatan mereka sendiri," katanya.
Skema perekrutan sukarelawan ini bertujuan menjangkau 1,5 juta orang yang "dilindungi" atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan serius. Para relawan akan menjaga mereka di rumah selama 12 pekan di bawah anjuran pemerintah.
"Jika Anda sehat dan mampu melakukannya dengan aman, saya akan mendesak Anda mendaftar hari ini guna membantu orang-orang yang paling rentan di komunitas kita sebagai responden sukarelawan NHS," ujar Hancock.
Inggris merupakan salah satu negara Eropa yang cukup parah terdampak wabah Covid-19. Sejauh ini Inggris Raya, mencakup Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, telah mencatat 8.077 kasus Covid-19 dengan total kematian 422 jiwa.