REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) telah mulai melakukan tes masif COVID-19 di Jabar pada Rabu (25/3). Hari pertama tersebut berupa Rapid Diagnostic Test (RDT) COVID-19 bagi kurang lebih 300 tenaga kesehatan (nakes) dan karyawan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung.
Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, tes masif sudah dilakukan. Ia bersyukur, hasil tes semua petugas kesehatan dan orang dalam pemantauan (ODP) di RSHS negatif semua. Sehingga, dokter tak ada yang terdampak Covid-19. Hasil tes masif yang dilakukan diberbagai daerah, nantinya akan dijadikan acuan untuk Pemprov Jabar mengambil kebijakan.
"Sabtu akan ketahuan petanya karena lebih luas lagi nanti hasilnya. Nanti, ada peta berikutnya jadi blokadenya jelas. Termasuk, anak sekolah belajar di rumah diperpanjang atau tidak keputusannya Sabtu lusa," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (26/3).
Emil menjelaslan, dari hasil rapid tes tersebut akan kelihatan nanti ada lonjakan atau landai. "Kalau landai bisa sekolah lagi dengan tetap social distancing. Tapi kalau melonjak akan diperpanjang (sekolah di rumahnya)," katanya.
Emil menerima usulan lock down untuk beberapa daerah tapi itu baru masukan. "Saat diliburkan ini malah banyak orang mudik. Jadi, ODP melonjak karena orang yang harusnya di Jakarta malah mudik ke daerah," katanya.
Perlu diketahui, sudah hampir dua pekan siswa siswi di Jabar sekolah di rumah dengan sistem online. Kebijakan ini, dikeluarkan Gubernur Jabar setelah bermunculannya kasus Covid-19 di Jabar.