REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sutedjo mengatakan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya tercatat sebesar 11,5 persen pada 2019. Angka itu meningkat dibanding pertumbuhan tahun 2018 sebesar 10,84 persen yang didorong sejak beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta.
"Tingginya pertumbunan ekonomi di Kulon Progo ini tidak terlepas dari pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, dan masuknya investasi di wilayah ini sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat," kata Sutejdo, di Kulon Progo, Kamis (27/3).
Sutedjo mengatakan, pertumbuhan ekonomi 2019 juga diimbangi gini rasio yang tercatat sebesar 0,36 lebih baik dari tahun 2018 sebesar 0,37. Gini rasioatau koefisien adalah alat mengukur derajat ketidakmerataan distribusi penduduk, di mana semakin kecil gini rasio semakin bagus, karena ketimpangan pengeluaran penduduk semakin tidak terlihat alias lebih merata.
"Pemkab Kulon Progo berupaya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama pembangunan adalah pertumbuhan dan pemerataan ekonomi," katanya.
Menurut Sutedjo, Pemkab Kulon Progo masih memiliki pekerjaan rumah menekan angka kemiskinan yang masih sangat tinggi dibandingkan dengan sejumlah kabupaten/kota di DIY. Saat ini, angka kemiskinan pada 2019 sebesar 17,39 persen atau menurun dibanding 2018 sebesar 18,3 persen atau mencapai 93,44 persen dari target Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD).
"Kami telah melakukan berbagai upaya menekan angka kemiskinan, mulai dari pemberdayaan ekonomi masyarakat, hingga bedah rumah. Namun, upaya kami tersebut memang harus lebih ditingkatkan kembali," katanya.
Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati mengapresiasi kinerja Pemkab Kulon Progoyang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 11,50 persen. Namun demikian, ia mengingatkan supaya Pemkab tidak terjebak pada pertumbuhan ekonominya, namun harus menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi, gini rasio dan angka kemiskinan.
"Kalau angka kemiskinan tinggi dan gini rasio tinggi, maka dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi sebesar 11,50 persen adalah semu," katanya.