REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali mendatangkan gula pasir putih kristal sebanyak 200 ton. Gula pasir tersebut didatangkan untuk menstabilkan harga di pasaran yang menembus Rp 20 ribu per kilogram.
"Stok gula pasir putih yang kami miliki saat ini hanya sekitar 50 ton. Karena itu kami mendatangkan lagi 200 ton gula pasir untuk perkuat stok yang ada sekaligus dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat Sultra yang tinggi," kata kepala Divre Bulog Sultra Erwin Tora di Kendari, Ahad (29/3).
Erwin mengatakan gula putih yang masih dalam perjalanan itu nantinya akan disalurkan ke ratusan outlet rumah pangan kita (RPK) binaan Bulog yang tersebar di kabupaten kota se-Sultra. "Selain itu, juga akan disalurkan ke pasar tradisional melalui operasi pasar guna menstabilkan harga gula yang terus melonjak," katanya.
Melonjaknya harga gula pasir di pasaran, kata dia, karena adanya kekhawatiran atas kelangkaan bahan pokok tersebut. Akibatnya masyarakat membeli gula lebih banyak dari volume biasanya.
Menurut Erwin, harga jual gula pasir di tingkat konsumen masih berpedoman pada aturan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7 tahun 2020 yakni Rp 12.500 per kilogram. "Pasokan gula pasir akan terus kami tambah dalam upaya menstabilkan harga gula yang saat ini masih tinggi di pasaran,” ujarnya.
Menurutnya Bulog Sultra terus berusaha melakukan penambahan stok dan menjamin ketersediaan stok bahan pokok yang dimiliki. Stok bahan pokok tersebut antara lain seperti beras, gula pasir, terigu, dan minyak goreng.