REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, doa adalah senjata bagi orang beriman, tiang agama, dan sinar langit dan bumi." Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, doa merupakan obat yang paling banyak manfaatnya. Doa dapat menangkal bala dan cobaan serta mencegah dan menghilangkan musibah.
Selain itu, doa juga menjadi tanda dekatnya seorang hamba kepada Allah SWT. Bahkan, Allah Ta'ala telah menyuruh sekalian manusia untuk meminta hanya kepada-Nya. Dalam surah al-Baqarah ayat 186 disebutkan, yang artinya, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran."
Hanya saja, akal dan kemampuan manusia amat terbatas. Di sinilah pentingnya untuk selalu bersangka baik kepada Allah SWT. Sebab, bisa jadi doa yang kita panjatkan dibalas sesuai kadar diri kita. Apakah itu balasannya bersifat segera atau tidak. Bukankah Allah Yang lebih memahami, apa-apa yang terbaik bagi hamba-Nya? Segala yang telah Allah karuniakan, itulah yang terbaik.
Justru, kita mesti introspeksi diri terlebih dahulu. Apakah doa yang kita panjatkan sudah diiringi dengan perbuatan-perbuatan yang sesuai? Nabi SAW menjelaskan hal ini dalam sabdanya.
"Tidaklah seorang Muslim memanjatkan doa kepada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahim, melainkan Allah akan berikan kepadanya tiga hal. Allah akan segera mengabulkan doanya, Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal."
Para sahabat kemudian berkata, "Kalau begitu, kami akan memperbanyak berdoa." Rasul SAW bersabda, "Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian” (HR Ahmad).
Artinya, ada tiga jalan suatu doa dijawab Allah SWT. Pertama, doa langsung dikabulkan. Allah Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Kedua, kita perlu "menunggu" doa itu dikabulkan. Inilah pentingnya seorang Muslim mengamalkan sabar, jangan berputus asa dari rahmat-Nya. Allah Maha Menyaksikan. Dalam masa "menunggu" ini, kita dapat terus-menerus berupaya memperbaiki ketakwaan kepada Allah.
Ketiga, Allah akan menganugerahkan kepada kita sesuatu yang lebih baik daripada doa kita sendiri. Bukankah Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya?
Intinya, jangan berhenti berdoa. Sebab, selalu ada kebaikan di tiap jalan munajat kepada-Nya.