REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta menganjurkan masyarakat untuk tidak menyemprotkan cairan disinfektan ke tubuh manusia. Karena hal itu justru dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan mengganggu lingkungan.
"Anjuran ini untuk menyikapi perkembangan respons masyarakat tentang disinfeksi, saat ini banyak dilakukan disinfeksi terhadap tubuh seseorang di fasilitas umum," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo di Sleman, Selasa.
Menurut dia, sesuai dengan panduan pencegahan dan pengendalian Covid-19 dari Kemenkes RI, jenis disinfektan seperti larutan pemutih, larutan klorin, karbolllysol, pembersih lantai merupakan disinfektan yang direkomendasikan untuk mendisinfeksi permukaan barang atau benda mati dan bukan untuk tubuh manusia.
"Kemudian membuat larutan desinfektan dengan cara mencampurkan berbagai jenis desinfektan berpotensi menimbulkan konsentrasi yang berlebihan sehingga menimbulkan pencemaran Iingkungan dan mengganggu kesehatan manusia," katanya.
Ia mengatakan, WHO tidak menyarankan penggunaan alkohol dan klorin ke seluruh permukaan tubuh. Karena hal itu akan merusak pakaian dan membahayakan membran mukosa tubuh seperti mata dan mulut serta dapat menimbulkan iritasi kulit. "Solusi aman untuk pencegahan pemaparan virus Covid-19 adalah dengan, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir," katanya.
Kemudian mandi serta mengganti pakaian setelah melakukan aktivitas dari luar atau dari tempat yang terinfeksi, melakukan physical distancing minimal satu meter. "Kalau disinfektan memang hanya untuk permukaan benda. Kalau untuk tubuh namanya antiseptik, misal sabun cair, bahan hand sanitizer, itu pun tidak boleh mengenai mata karena bisa membuat iritasi," katanya.
Joko mengatakan, jika terpaksa akan menyemprot tubuh manusia maka cairan yang digunakan adalah jenis antiseptik tersebut. "Namun dengan catatan tidak mengenai mata," katanya.