Rabu 01 Apr 2020 17:47 WIB

Peningkatan PDP dan ODP di Solo Jadi Perhatian

PDP dan ODP di Solo menjadi perhatian Pemkot Solo.

Rep: Binti Sholikhah/ Red: Muhammad Hafil
Peningkatan PDP dan ODP di Solo Jadi Perhatian. Foto: Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Foto: CDC via AP, File
Peningkatan PDP dan ODP di Solo Jadi Perhatian. Foto: Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Data jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pantauan (ODP) terkait virus Corona atau Covid-19 di Kota Solo terus bertambah. Hal itu menjadi perhatian Pemkot Solo meskipun pasien yang terkonfirmasi positif Corona masih nol.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan, data terbaru pada Rabu (1/4) pukul 12.00 WIB jumlah PDP bertambah dari hari sebelumnya 29 orang menjadi 32 orang. Dari 32 orang tersebut rinciannya, yang menjalani perawatan 13 orang, kemudian yang sembuh ada 14 orang dan yang meninggal 6 orang.

Baca Juga

Sedangkan data ODP di Kota Solo ada penambahan 11 orang dari hari sebelumnya sebanyak 221 orang kini menjadi 232 orang. Dari 11 orang tersebut, satu orang menjalani rawat inap di rumah sakit.

"Masih ada penambahan meskipun tidak besar. Data yang bertambah terutama PDP dan ODP ini menjadi perhatian kita semua karena yang namanya PDP maupun ODP itu adalah orang-orang yang kemungkinan itu juga harus dirawat agar tidak semakin akut atau meningkat menjadi pasien ya g semakin berat penyakitnya, diharapkan bisa sembuh," kata Ahyani saat jumpa pers di Balai Kota Solo, Rabu (1/4).

Dengan adanya penambahan jumlah PDP dan ODP tersebut masyarakat diharapkan lebih waspada agar ke depan tidak bertambah lagi. Sebab, meskipun di Kota Solo sudah tidak ada yang terkonfirmasi Corona bukan berarti masyarakat bebas keluar rumah atau berkerumun.

"Karena yang namanya virus ini sangat tidak bisa diprediksi. Kita harus tetap menjaga sampai data PDP maupun ODP berkurang. Kalau terus bertambah itu jadi kehawatiran kita bersama karena semakin banyak potensi yang kemungkinan akan berubah menjadi pasien potensi menularkan," ucap Ahyani.

Pemkot menilai, angka PDP dan ODP tersebut masih cukup besar. Apalagi, ada pasien dari luar Solo yang dirawat di rumah sakit Solo jumlahnya sekitar 130 ODP dan 39 PDP. Karena rumah sakit di Solo sebagai rujukan. Selain itu, pasien yang terkonfirmasi Covid-19 di luar Solo ada empat orang.

"Kepada masyarakat kita harus tetap waspada setidaknya satu sampai dua bulan ke depan kita jaga angka yang ODP dan PDP kalau bisa turun berarti dalam masa tanggap darurat kita sudah recovery. Kita saat ini masih dalam tanggap darurat," paparnya.

Di sisi lain, mendekati bulan puasa dan Lebaran, Pemkot mengantisipasi datangnya pemudik ke Kota Solo. Pemkot telah berkoordinasi dengan pemangku kebijakan di terminal, stasiun dan bandara untuk mengecek kondisi penumpang yang turun. Sedangkan, bagi pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi diminta untuk melapor ke RT setempat. Pemkot sudah menyiapkan tempat untuk karantina bagi pemudik akan ditempatkan di Graha Wisata Niaga.

"Kalau sampai harus melarang orang mau berkunjung ke keluarga itu kan juga tidak mungkin tetapi tetap kami atur agar yang datang itu juga diberi pengertian jangan sampai memberikan atau menulari keluarganya atau orang lain. Mekanismenya, kalau mau tinggal lama ya harus dikarantina tapi kalau hanya short visit mekanismenya harus lapor. Kalau kondisinya dalam keadaan tidak sehat ya harus masuk karantina dulu," terangnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement