Rabu 01 Apr 2020 18:34 WIB

Tes Cepat di DKI Sasar Warga dengan Resiko Tinggi

Dari 18 ribu orang, persentase positif corona sebesar 1,7 persen.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah petugas saat menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan Bintaro, Jakarta, Ahad (29/3). Penyemprotan disinfektan yang dilakukan secara swadaya oleh warga itu untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19
Foto: Putra M. Akbar/Republika
Sejumlah petugas saat menyemprotkan cairan disinfektan di kawasan Bintaro, Jakarta, Ahad (29/3). Penyemprotan disinfektan yang dilakukan secara swadaya oleh warga itu untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih terus melakukan rapid test Covid-19 sebagai proses screening (deteksi dini) massal dengan menyasar serta memprioritaskan orang-orang yang berisiko tinggi tertular Covid-19. Rapid test yang diterapkan di DKI Jakarta adalah dengan menggunakan serum, yakni cairan di atas bekuan darah yang bertindak sebagai antibodi atau sistem pertahanan tubuh.

Seperti diketahui, Covid-19 menyerang sistem pertahanan tubuh, sehingga dengan menggunakan serum saat rapid test, kemungkinan hasil positif akan lebih tinggi. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, lantas menjelaskan mengenai proses rapid test Covid-19 yang diterapkan di Jakarta.

Cara menggunakan alat rapid test pun berbeda-beda tergantung pada merknya. Saat ini, Pemprov DKI Jakarta memiliki alat rapid test yang penggunaannya memakai darah lipat siku (whole blood) atau serum.

“Proses yang kami terapkan dalam rapid test adalah pengambilan darah dari lipatan siku," ujar dia, Rabu (1/4).

Darah tersebut, lanjut dia, perlu diputar di dalam tabung centrifuge dengan menunggu selama 15 menit, sehingga menghasilkan serum. "Kemungkinan positif terhadap penyakit pun lebih tinggi daripada darah yang diteteskan langsung,” katanya menambahkan.

Hingga Selasa (31/3), tercatat sebanyak 18.077 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 1,7 persen. Sebanyak 299 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 17.778 orang dinyatakan negatif.

Widyastuti menjabarkan lebih lanjut terkait sasaran dan prioritas rapid test, yaitu orang-orang yang berisiko tinggi menularkan ataupun tertular Covid-19. Diantaranya seperti tenaga medis dan orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien konfirmasi atau probabel Covid 19, dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement