Kamis 02 Apr 2020 11:57 WIB

Masyarakat Respons Positif Program Dasa Wisma 10 Rumah Aman 

Mata rantai sebaran Covid-19 diyakini akan cepat terputus.

Petugas mengukur suhu tubuh warga sebelum melaksanakan Salat Jumat di Masjid Jami
Foto: ANTARA/WAHYU PUTRO
Petugas mengukur suhu tubuh warga sebelum melaksanakan Salat Jumat di Masjid Jami

REPUBLIKA.CO.ID, PEMALANG -- Program yang digagas Kantor Staf Presiden (KSP) melalui Dasa Wisma 10 Rumah Aman mendapatkan respons positif masyarakat. Saat ini sudah terbantuk 10 komunitas di berbagai wilayah dan akan segera diperluas sebagai embrio untuk sebuah kecamatan. 

“Sosialisasi program langsung diteruskan kepada warga sejak awal. Potensi sebaran Covid-19 sejauh ini tetap terkendali dan dampak ekonominya bisa diatasi. Pengecekan suhu tubuh warga terus dilakukan. Sembako yang mulai terkumpul langsung didistribusikan. Seluruh warga sangat proaktif,” jelas Ketua RT 05/RW 01, Watukumpul, Pemalang, Jawa Tengah, Sudiarso, dalam siaran persnya, Rabu (2/4).

Fungsi program pun berkembang. Dampak negatif Covid-19 secara ekonomi ikut diperhatikan. Secara gotong-royong, mereka ikut mengumpulkan donasi logistik. Beragam bantuan ini akan disalurkan pada pihak yang membutuhkan di wilayah RT masing-masing. Pengumpulan dan pembagian donasinya dilakukan secara aman. Caranya, donasi logistik diletakkan di depan rumah.

“Secara khusus kami menyambut baik program ini. Selain sosial, di situ ada aspek kemanusiaannya. Para warga yang kesulitan secara ekonomi karena Covid-19 akan dibantu secara gotong royong. Hal ini juga sudah mulai berjalan. Sembako dikumpulkan lalu diberikan kepada yang memerlukan,” papar Yana selaku Ketua RT 10/RW 03, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

Melalui Whatsapp Group (WAG), struktur kelompok ini juga terbentuk rapi. Selain ada ketuanya, kelompok ini menunjuk Petugas Dasa Wisma atau Karang Taruna. Mereka memastikan anggotanya #DiRumahSaja dan rutin memonitor Suhu Tubuh setiap warganya. Informasi tersebut lalu dilaporkan kepada Ketua Kelompok melalui WAG. Dilakukan secara maraton, informasi itu lalu diteruskan kepada Ketua RT.

Warga secara mandiri terus mengantisipasi gejala paparan Covid-19. Sebut saja, kenaikan suhu badan di atas 37,5 derajat celcius. Tanda lain munculnya radang tenggorokan, batuk, sesak nafas dengan durasi 2 hari atau lebih. Muryanto, selaku Ketua RT 4/RW 9, Perum Legok Permai Blok Flamboyan, Legok, Kabupaten Tangerang, Banten mengatakan, masyarakat proaktif terhadap himbauan pemerintah.

“Pada hakikatnya masyarakat selalu proaktif terhadap beragam program pemerintah. Himbauan dari pemerintah selalu diikuti, termasuk 10 Rumah Aman ini. Secara rutin kami mengecek suhu tubuh dan mengenali potensi munculnya tanda-tanda Covid-19,” kata Muryanto.

Sementara itu, Kepala Staf Presiden Moeldoko pun optimistis, mata rantai sebaran Covid-19 akan cepat terputus dan lenyap di Indonesia. Di satu sisi, publik tetap mendapatkan jaminan kesejahteraan secara ekonomi secara gotong-royong. Apalagi, respons cepat dan penanganan terukur selalu diberikan pemerintah.

“Kami apresiasi atas kepedulian masyarakat memerangi Covid-19 di Indonesia. Semua elemen harus bersinergi. Dengan soliditas gotong royong seperti ini, kami yakin beragam problem Covid-19 akan cepat selesai sesuai skenario. Impact tekanan yang ditimbulkannya secara ekonomi juga bisa diatasi secara tuntas,” kata Moeldoko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement