REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Turnamen sumo papan atas Jepang Summer Grand Sumo Tournament ditunda selama dua pekan akibat pandemi Covid-19.
Asosiasi Sumo Jepang (JSA) belum memutuskan apakah turnamen itu akan digelar dengan penonton atau tanpa penonton.
"Hari ini kami hanya menjadwal ulang dua turnamen, namun kami tidak dapat berkata lebih sebab situasi berubah setiap hari," kata juru bicara JSA.
Awalnya turnamen tahunan yang akan berlangsung selama 15 hari itu dijadwalkan dimulai 10 Mei.
Turnamen itu kini akan dimulai pada 24 Mei, sedangkan kompetisi berikutnya yang akan diadakan di Prefektur Aichi juga harus ditunda dua pekan.
Summer Grand Sumo Tournament yang dipertandingkan di Gedung Ryogoku Kokugikan, Tokyo, itu merupakan satu dari enam turnamen sumo papan atas di Jepang.
Turnamen sumo musim semi, yang dimainkan bulan lalu di Osaka diselenggarakan tanpa penonton.
Sepanjang turnamen di Osaka, para pesumo menjalani pemeriksaan suhu badan sebanyak dua kali dalam sehari. Panitia juga mengubah beberapa tradisi yang lekat dengan olahraga sumo seperti pesumo yang menang memberikan air kepada pesumo yang kalah.
Para bintang sumo juga mengambil tindakan antisipasi saat menghadiri acara-acara untuk penggemar. Mereka mengenakan masker dan menolak bersalaman, selain itu mereka juga tidak mengunjungi kuil sebagaimana yang biasa dilakukan.
Agenda berantakan
Agenda olahraga di Jepang, sebagaimana di negara-negara lain, menjadi berantakan akibat pandemi Covid-19. Di Jepang, pandemi itu telah menginfeksi 3.425 orang dan merenggut nyawa 78 orang.
Pada Jumat (3/4), kantor berita Kyodo melaporkan bahwa liga sepak bola dan bisbol profesional Jepang telah memutuskan untuk menunda dimainkannya kembali kompetisi-kompetisi mereka.
Liga bisbol Jepang awalnya berencana membuka musim baru pada 24 April, sementara itu Liga Jepang dijadwalkan akan bergulir kembali pada akhir April.
Namun setelah diadakan pertemuan bersama antara kedua liga itu di Tokyo oada Jumat, para pejabat organisasi mengatakan mereka akan merekomendasikan tim-tim untuk menunda kompetisi lebih lama lagi.
"Sayangnya saat ini sejumlah hal kian memburuk. Kami akan mendiskusikannya dengan ke-12 tim, namun kelihatannya kami harus siap untuk perpanjangan (penundaan)," kata komisioner bisbol Jepang Atsushi Saito.