REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Profesor Idrus Paturusi berharap para pasien yang divonis positif Covid-19 untuk berani terbuka dan mengungkap status penyakitnya ke publik. Hal itu telah dilakukannya setelah mengetahui informasi hasil pemeriksaan dokter. Dengan membuka diri, Idrus mengatakan, akan banyak orang-orang yang pernah berinteraksi bisa segera memeriksakan diri ataupun melakukan isolasi mandiri.
Idrus yang juga dokter itu pertama kali mengetahui irinya terjangkit Covid-19 pada 25 Maret silam. Ia pun langsung meminta anaknya untuk mempublikasikan hal itu. "Tolong sampaikan saja bahwa bapak sakit. Semua yang merasa pernah kontak dengan saya itu (harus) melakukan pemeriksaan," kata Idrus menceritakan kembali momen itu lewat rekaman video yang diunggah di akun YouTube dr Helmiyadi SpOT, Jumat (3/4).
Ternyata keputusan Idrus itu membuahkan hasil. Salah satunya dilakukan tim Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang mengetahui dia sempat Gowa, langsung melacak semua orang yang diperkirakan pernah berinteraksi dengannya dan juga melakukan penyemprotan disinfekan di tempat yang didatanginhya. "Nah ini adalah tindakan yang saya kira luar biasa, sehingga manfaat dari saya menyatakan identitas itu bisa dijadikan upaya antisipasi," ucapnya.
Selain itu, orang yang sadar pernah berinteraksi dengan Idrus kemungkinan juga segera memeriksakan dirinya. Oleh karena itu, ia berharap semua pasien Covid-19 untuk mengungkap identitasnya masing-masing. "Mari kita berbesar hati untuk menyampaikan seperti apa yang saya lakukan, karena dampaknya sangat besar dan sangat membantu memutus mata rantai perjalanan wabah virus ini," ujar Idrus.
Kondisi Idrus diketahui kini telah membaik meski masih berada di ruang isolasi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RSUH). Berdasarkan hasil pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) yang ketiga, Idrus dinyatakan sudah negatif Covid-19. Namun, dia masih harus diperiksa sekali lagi guna memastikan bahwa ia benar-benar sudah negatif.