REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sejak pemerintah menetapkan tanggap darurat covid-19 di Indonesia, Yayasan Askar Kauny (YAK) langsung memfokuskan layanan dalam upaya meminimalisir penyebarannya.
YAK langsung membentuk Tim Buser Covid-19 yang bekerja mensterilkan pondok dan rumah tahfiz Askar Kauny, serta masjid dan beberapa fasilitas umum. Selain itu, tim juga membagikan hand sanitizer gratis kepada pengemudi ojek, pedagang dan warga yang masih beraktivitas di tengah pandemi covid-19 ini.
Tak hanya itu, Tim Buser Covid-19 Askar Kauny juga membangun disinfection chamber (bilik disinfektan) yang diperuntukkan bagi umum, serta pihak yang ingin berdonasi untuk menyediakan bilik disinfektan di tempat umum. "Alhamdulillah, bilik disinfektan yang dibuat tim Askar Kauny disukai dan dipesan banyak pihak, mulai instansi pemerintah hingga swasta," ungkap Direktur Program YAK Hilal Achmad.
Hilal menyatakan, beberapa pihak yang sudah memakai bilik disinfektan karya Askar Kauny mulai dari militer, perwakilan Badan Narkotika Nasional (BNN), pengelola transportasi publik hingga pengurus masjid di wilayah Jabodetabek.
Hilal menambahkan, timnya hanya membuat bilik disinfektan serta peralatan pendukungnya. Sementara terkait bahan antiseptik yang dipakai, ia menyerahkan kepada pemesan. "Kami mengimbau agar pemesan menggunakan antiseptik yang aman sesuai standar WHO dan penggunaannya juga harus sesuai prosedur kesehatan yang ada," kata Hilal.
Meski begitu, Hilal menegaskan penggunaan bilik disinfektan jangan sampai membuat masyarakat melupakan pola hidup sehat yang sudah dikampanyekan pemerintah. "Pola hidup bersih seperti mencuci tangan dengan sabun, makan yang sehat dan diam di rumah itu yang paling penting untuk diterapkan," jelasnya.
Perwakilan Tim Buser Covid-19 Askar Kauny, Ranus Saputra menyatakan, bilik disinfektan yang dibuatnya menggunakan material yang disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari besi hingga pipa. Bilik disinfektan, jelas Ranus, dibuat selama 2-3 hari pengerjaan setelah dipesan. Harganya sekitar Rp 5 hingga 7 juta sesuai bahan yang digunakan.
"Saat ini pemesanan masih banyak dari instansi dan pengurus masjid. Namun, kami juga membuka pemesanan bagi pihak yang ingin berdonasi agar bisa digunakan di fasilitas umum, sosial atau keagamaan, kita bisa bekerja sama," kata Ranus.