Sabtu 04 Apr 2020 17:30 WIB

Hamilton dan Vettel Dipangkas Ikhlas Potong Gaji

Hamilton dan Vettel bersedia gajinya dipotong untuk mengurangi beban keuangan tim.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Muhammad Akbar
Pebalap Ferrari Sebastian Vettel (kiri) tampak bersebelahan dengan pemenang GP Kanada, Lewis Hamilton yang merupakan pebalap Mercedes, di Montreal,  Ahad (9/6).
Foto: AP
Pebalap Ferrari Sebastian Vettel (kiri) tampak bersebelahan dengan pemenang GP Kanada, Lewis Hamilton yang merupakan pebalap Mercedes, di Montreal, Ahad (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemotongan gaji akibat penghentikan kompetisi ternyata bukan hanya terjadi pada pesepak bola dan stafnya. Tapi, pembalap F1 pun ikut terkena dampak, akibat balapan musim 2020 tak kunjung dimulai.

Juara bertahan Formula 1 Lewis Hamilton dan pembalap Ferrari Sebastian Vettel, dikabarkan bersedia gajinya dipotong untuk mengurangi beban keuangan tim, di tengah krisis virus corona.

Dikutip dari Crash, Sabtu (4/4), Vettel akan ditawarkan pemotongan gaji dalam kontrak selanjutnya bersama Ferrari. Saat ini, perpanjangan kontrak Vettel bersama tim asal Jerman itu memang masih berlangsung saat ini.

Sebelumnya, McLaren jadi tim pertama yang mengambil tindakan untuk mengurangi risiko keuangan akibat tak adanya balapan.

Pembalap Carlos Sanz dan Lando Norris, serta anggota manajemen senior lainnya termasuk CEO Zak Brown, juga sepakat pengurangan gaji hingga krisis virus corona ini selesai.

''Grup McLaren sementara ini memberikan cuti terhadap beberapa pegawai, sebagai tindakan mengurangi biaya yang keluar karena dampak pandemi Covid-19 pada bisnis,'' jelas McLaren, dalam sebuah pernyataan.

Menurut McLaren, tindakan ini difokuskan untuk melindungi pekerjaan jangka pendek, serta memastikan pegawai bisa kembali bekerja penuh saat finansial tim membaik.

Keputusan ini diambil setelah langkah baru dari pemerintah Inggris lewat skema simpanan pekerja, yang membuat perusahaan boleh mengklaim 80 persen gaji dari pekerja yang cuti sampai 2500 pound per bulan.

Penyebaan virus corona yang belum selesai membuat nasib F1 mengalami ketidakpastian. Dengan pembukaan event terus tertunda, setelah delapan balapan ditunda atau dibatalkan bersama. Sampai saat ini belum jelas kapan balapan kembali dimulai, sementara tanda-tanda krisis selesai pun masih minim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement