REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Bek legendaris Italia Marco Materazzi mengenang mantan pelatihnya di Inter Milan, Jose Mourinho, sebagai sosok panutan. Mourinho tak hanya bertindak sebagai pelatih di lapangan, tapi juga ayah di luar lapangan.
Materazzi membahas kenangannya dengan Mou saat melakukan Instagram Live Chat dengan Sebastien Frey. Percakapan keduanya dilansir Football Italia pada Ahad (5/4).
"Mourinho adalah tameng, ayah, saudara. Dia membuat kami menangis. Dia tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapat hasil terbaik," kata Materazzi.
Kerja sama Materazzi dan Mou terjalin sekitar satu dekade silam. Tapi Materazzi masih khatam keunggulan sang pelatih asal Portugal itu. Selama di Inter, Mou berhasil meraih treble winners, terdiri dari scudetto Serie A Italia, Liga Champions, dan Coppa Italia.
Materazzi membantah hubungannya tak baik dengan pelatih Inter setelah Mou. Ia hanya menyindir bahwa tidak konsistennya seorang pelatih tentu membuat pemain bingung.
"Konsistensi adalah hal terpenting, dia melakukan itu. Dia melakukan apa yang dikatakannya. Hubungan kami didasari atas rasa saling percaya dan menghormati satu sama lain," ungkap Materazzi.
Materazzi mengklaim Inter berada pada puncak kekuatan di tangan Mou. Apalagi ditambah kedatangan Lucio, Samuel Eto’o, Diego Milito, dan Thiago Motta. "Ada 25 pemain, tapi tak penting siapa yang bermain, kami tetap tim yang sama kuatnya," jelasnya.